Bagikan:

KALTENG - Angka Kematian Ibu dan Anak (AKI) di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dalam lima tahun terakhir cenderung turun. Ini merupakan indikator penting dalam kualitas program kesehatan.

"AKI telah menurun dari 346 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada 2010 dalam sensus penduduk menjadi 305 di 2015," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo di Muara Teweh, Antara, Rabu, 6 Oktober. 

Menurut dia, Angka kematian bayi (AKB), juga menurun dari 32 kematian per 1.000 KH pada 2012 menjadi 24 kematian per 1.000 KH pada 2017 (SDKI 2017).

"Walaupun demikian (AKI) di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara serta masih jauh dari target global SDG untuk menurunkan AKI menjadi 183 per 100.000 KH pada 2024 dan kurang dari 70 per 100.000 KH pada 2030 mendatang," katanya.

Kondisi ini, kata dia, mengisyaratkan perlunya upaya yang strategis dan komprehensif. Untuk mencapai target AKI turun menjadi 193 per 100.000 KH pada 2024 diperlukan paling tidak penurunan kematian ibu sebesar 5,5 persen per tahun.

Dia mengemukakan hal itu dalam pertemuan Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di kabupaten setempat.

Surveilans pada dasarnya adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat.

"Saya sangat menyambut baik diadakannya pertemuan surveilans kesehatan ibu dan anak Kabupaten Barito Utara tahun ini," ucap Siswandoyo.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Enny Franziah saat menyampaikan laporannya mengatakan, tujuan dilaksanakannya pertemuan surveilans ini adalah terlaksananya kesehatan ibu dan anak di Barito Utara, mengevaluasi hasil pelaksanaan program kesehatan dan diperolehnya kesepakatan dalam rangka pencapaiaan indikator program kesehatan KIA.

"Peserta yang mengikuti kegiatan berjumlah 17 orang yaitu bidan koordinator puskesmas di Barito Utara serta metode pelaksanaan kegiatan adalah presentase dan diskusi," ujar dia.