Bagikan:

JAKARTA - Kemacetan di Jalan Raya Soekarno-Hatta, Kota Bandung, penghubung Kota Bandung dan Kabupaten Bandung bakal bisa berkurang dengan kehadiran Flyover Kopo. Tapi warga Bandung masih harus bersabar karena baru tahun depan pembangunan ini selesai.

"Kami akan membangun flyover dan underpass hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Rabu 6 Oktober.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.5 Jawa Barat Heri Wahyu Wibowo mengatakan, lokasi flyover Kopo melewati persimpangan sebidang jalan raya Kopo dan jalan persimpangan Cibaduyut di Jalan Soekarno-Hatta. Targetnya dapat terselesaikan lebih cepat dari perencanaan awal.

"Saat ini progres fisik telah mencapai 42,91 persen dan pengerjaan di lapangan sudah memasuki tahapan pengangkatan balok beton (erection girder), dan sampai Kamis 30 September 2021 sudah berhasil mengangkat dan memasang 9 girder," beber Heri.

“Paket pekerjaan senilai Rp288 miliar tersebut telah dimulai sejak 13 November 2020 dan sesuai jadwal rampung pada 3 November 2022. Melihat progres saat ini untuk konstruksi struktur flyovernya mungkin bisa sudah selesai pada Februari tahun depan," tambahnya..

Heri Wahyu Wibowo menambahkan, untuk meminimalkan gangguan pekerjaan terhadap arus lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Korps Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan setempat. Selain menjalankan rekayasa lalu lintas, PPK 4.5 Jawa Barat juga melakukan pelebaran jalan dua lajur.

"Jalan Soekarno-Hatta yang merupakan lokasi pekerjaan pembangunan memiliki enam lajur, untuk pengerjaan ini memang memakai tiga lajur, namun sebelum pekerjaan dilakukan kami sudah melebarkan jalan dua lajur sehingga diharapkan dapat mengurangi gangguan terhadap arus lalu lintas," terangnya.

Jalan Soekarno-Hatta wilayah Kopo merupakan jalur utama komuter untuk wilayah Cimahi-Bandung. Selain itu pada area tersebut juga ada dua akses tol yaitu Tol Kopo dan Tol Pasir Koja. Karena alasan tersebut, jalan Soekarno-Hatta kerap mengalami kemacetan. Keberadaan flyover Kopo nantinya diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus kendaraan.

Untuk meminimalkan gangguan terhadap sekitar kata Heri Wahyu Wibowo, konstruksi flyover yang memiliki dua bentang 46 meter dan 43 meter ini juga menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD).

"Ini merupakan alat pancang jenis statis dimana cara bekerjanya dengan menekan bukan memukul, sehingga mengurangi getaran dan suara (kebisingan) dalam kerjanya," jelasnya.

Flyover Kopo menggunakan dua jenis balok beton pracetak yaitu PCI girder dan PCU girder. Jumlah PCI girder yang dipergunakan sebanyak 171 unit dengan berat masing-masing sebesar 85 ton. Sedangkan untuk PCU girder yang dipakai ada 12 unit dengan berat masing-masing mencapai 200 ton.