Peneliti LIPI-BRIN Belum Tahu Dampak Kandungan Parasetamol Teluk Jakarta untuk Manusia
ILUSTRASI/DOK ANTARA/TELUK JAKARTA

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang saat ini masuk dalam Badan Riset dan Teknologi Nasional (BRIN) menjelaskan soal temuan kandungan parasetamol dalam air laut Teluk Jakarta yang mereka lakukan.

Peneliti oseanografi dari Badan Riset dan Teknologi Nasional (BRIN) Wulan Koagouw menyebut pihaknya belum dapat memastikan apa efek bagi manusia atas temuan kandungan parasetamol dalam air laut Teluk Jakarta.

"Kalau dampaknya kepada manusia itu saya tidak bisa ngomong kalau saya tidak punya data. Soal tingkat kekhawatiran bagi manusia, saya tidak tahu," kata Wulan dalam diskusi virtual, Senin, 4 Oktober.

Wulan menuturkan, peneliti BRIN masih harus melakukan riset lebih lanjut mengenai bahaya Paracetamol tersebut terhadap lingkungan.

Yang jelas, bila kondisi ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, maka akan memiliki dampak buruk bagi ekosistem biota laut di sekitar Jakarta.

“Jika konsentrasinya selalu tinggi dalam jangka panjang, hal ini menjadi kekhawatiran kita karena memiliki potensi yang buruk bagi hewan-hewan laut," ucap Wulan.

Sejauh ini, hasil penelitian di laboratorium menemukan bahwa pemaparan parasetamol pada konsentrasi 40 ng/L telah menyebabkan atresia pada kerang betina, dan reaksi pembengkakan.

"Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan terkait potensi bahaya paracetamol atau produk farmasi lainnya pada biota-biota laut,” ungkap Wulan.

Sebagai informasi, tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN) dan University of Brighton UK merilis hasil dari studi pendahuluan ( preliminary study) mengenai kualitas air laut di beberapa situs terdominasi limbah buangan.

Hasil studi tersebut dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.

Hasil riset Dr. Wulan Koagouw (BRIN, UoB), Prof. Zainal Arifin (BRIN), Dr. George Olivier (UoB), dan Dr. Corina Ciocan (UoB) ini menginvestigasi beberapa kontaminan air dari empat lokasi di Teluk Jakarta yaitu: Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing; serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah yakni Pantai Eretan.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa parasetamol terdeteksi di dua situs, yakni muara sungai Angke (610 ng/L) dan muara sungai Ciliwung Ancol (420 ng/L), keduanya di Teluk Jakarta.

Atas temuan ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI mengambil sampel air laut Teluk Jakarta untuk mencermati temuan parasetemol tersebut, pada Sabtu, 2 Oktober pekan lalu.

Lokasi pengambilan sampel di Dermaga Marina, Muara Ancol, Dermaga Angke, dan Muara Angke. Penelitian ini memakan waktu sekitar 14 hari.