JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto menyebut pihaknya telah menyelesaikan kajian kandungan parasetamol yang mencemari Teluk Jakarta.
Setelah geger temuan kandungan parasetamol yang sampelnya diambil pada tahun 2017, DKI kembali mengambil sampel air laut Jakarta pada 2 Oktober lalu.
Setelah selesai melakukan kajian, Asep menyebut saat ini kandungan parasetamol ternyata masih mencemari air laut Teuk Jakarta. Namun, tidak sebanyak temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2017 lalu.
"Kajiannya kita sudah selesai untuk yang parasetamol. memang nilai yang kita peroleh tidak sebesar yang ada atau dirilis oleh BRIN. Tapi kandungannya ada, sekitar 200 nanogram. kalau yang BRIN sekitar 600 nanogram," kata Asep di Balai Kota DKI, Senin, 25 Okyober.
Asep mengaku pencemaran parasetamol di laut Ibu Kota, sedikit-banyak, pasti akan membawa konsekuensi bagi ekosistem sekitar.
Oleh sebab itu, Dinas LH sedang melakukan investigasi untuk mengusut sumber pencemaran. Diduga kuat, pencemaran kandungan parasetamol ini dilakukan oleh perusahaan farmasi.
"Kita kan sedang melakukan investigasi. Mudah-mudahan kalau hasil investigasinya sudah bisa diselesaikan maka kita akan melakukan penindakan terhadap perusahaan-perusahaan pencemar tersebut," jelas dia.
BACA JUGA:
Beberapa waktu lalu, warga Ibu Kota digegerkan dengan temuan bahwa air laut di Teluk Jakarta mengandung parasetamol.
Temuan ini merupakan hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton UK pada 2017 lalu, mengenai kualitas air laut di beberapa situs terdominasi limbah buangan.
Hasil studi tersebut dimuat dalam jurnal Marine Pollution Bulletin berjudul High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia pada Agustus 2021.Hasil penelitian menunjukkan beberapa parasetamol terdeteksi di dua situs, yakni muara sungai Angke (610 ng/L) dan muara sungai Ciliwung Ancol (420 ng/L), keduanya di Teluk Jakarta.