92 Persen Listrik di Luwu Utara Telah Pulih
Foto Banjir Bandang di Luwu Utara (DATA BNPB/Ardiyan Rizki Ananda)

Bagikan:

LUWU UTARA - Pelan-pelan infrastruktur di Kabupaten Luwu Utara yang berantakan dihantam banjir bandang, mulai dibenahi. Kondisi kelistrikan di sana mulai menuju arah normal.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan PT. PLN (Persero) memastikan, kondisi kelistrikan di sejumlah wilayah Luwu Utara berangsur-angsur pulih. Hingga Jumat , 17 Juli pagi kemarin, sebanyak 328 buah atau 92 persen gardu dari total 355 gardu terdampak telah berhasil dinyalakan.

"Upaya percepatan pemulihan kelistrikan di wilayah terdampak terus dilaksanakan, berangsur-angsur menuju 100% di tengah akses jalan masih sulit dan terdapat genangan air yang tinggi," ungkap Kabiro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi.

"Teman-teman PLN di lapangan sedang berupaya keras, agar masyarakat Luwu Utara segera mendapatkan listrik," lanjut Agung dalam siaran pers yang diterima redaksi.

PLN mengerahkan puluhan petugas dari PLN UP3 Palopo, ULP Tomoni dan ULP Masamba untuk melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan dan pengecekan gardu.

Beberapa daerah yang sudah pulih 100% yaitu Malangke, Kanyapu, Pongo, Lara, Lawewe dan Mappadecceng. Untuk kota Masamba, Radda, Baebunta, Malimbu dan Baloli proses pemulihan kelistrikan sebanyak 90%. Sedangkan Kapidi, Poddo, Laba, Sabbang, Salulemo, proses pemulihan sebesar 82%.

Banjir bandang yang terjadi pada Senin lalu (13/7) berdampak di enam kecamatan yaitu Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan.

Kondisi pengungsi di Luwu Utara

Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat per Jumat pukul 17.30 WITA,  lebih dari tiga ribu keluarga mengungsi pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Masamba.

Jumlah penyintas mencapai 3.627 KK atau 14.483 jiwa. Jumlah ini belum termasuk mereka yang mengungsi di wilayah Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.

Apa yang para pengungsi butuhkan? BPBD mengidentifikasi kebutuhan mendesak mereka berupa air bersih, obat-obatan, pakain dalam wanita, popok balita dan lansia, selimut, sarung, peralatan pembersih rumah, family kits dan masker.

Analisis tim LAPAN berdasarkan citra satelit Himawari-8 menjelaskan, terjadi hujan dengan intensitas lama pada 12 Juli 2020 dari sekitar jam 22.00 WITA hingga keesokan harinya jam 6.00 WITA. Siang harinya, kembali terjadi hujan dengan intensitas yang lama sampai malam hari ketika terjadi bencana banjir bandang.  Curah hujan membawa pengaruh yang signifikan sebagai pembawa material lumpur dan ranting pohon dari wilayah hulu sungai.

Selain itu, struktur geomorfologi dan geologi Kabupaten Luwu Utara menunjukkan bahwa wilayah hulu Sungai Sabbang, Sungai Radda dan Sungai Masamba merupakan perbukitan yang sangat terjal dan kasar. Kondisi tersebut terbentuk dari patahan-patahan akibat proses tektonik pada masa lalu.