Mahasiswa Diyakini Lebih Patuh Prokes, Tapi Kenapa Malah Sekolahan yang Lebih Banyak Dibuka?
Ilustrasi foto (Sumber: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo heran dengan pemerintah yang lebih dulu mengeluarkan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah dibanding perguruan tinggi.

Padahal, kata Heru, mahasiswa lebih dulu mendapat vaksinasi COVID-19 masuk dalam kriteria usia 18 tahun ke atas. Sedangkan vaksinasi pelajar usia 12-17 tahun baru-baru ini digencar dilakukan.

"FSGI bingung dengan kebijakan pemerintah membuka sekolah PAUD dan SD, tetapi tidak membuka perguruan tinggi," kata Heru saat dikonfirmasi, Senin, 27 September.

Padahal, kata Heru, mahasiswa umumnya sudah divaksin dan perilaku mahasiwa lebih terkontrol dalam menerapkan protokol kesehatan saat belajar tatap muka.

Sementara, peserta didik TK dan SD belum divaksin dan perilaku usia itu sulit dikontrol, sehingga rentan terjadi penularan.

Karenanya, Heru mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan PTM secara merata pada semua jenjang pendidikan, termasuk pada seluruh perguruan tinggi.

"FSGI mendorong agar perguruan tinggi segera PTM, mengingat dari segi perilaku patuh terhadap protokol kesehatan mereka punya kesadaran yang tinggi terhadap prokes," ujar Heru.

"Selain itu vaksinasi ubtuk mereka sudahnlebih awal dari suswa dibawahnya sehingga secara fisik sudah relatif lebih mempunyai kekebalan kolektif," lanjutnya.

Lebih lanjut, Heru juga meminta pemerintah mempercepat pemerataan distribusi vaksinasi anak pada usia 12 sampai 17 tahun. Sebab, capaian vaksinasi di luar Jawa khususnya di pedesaan masih rendah.