JAKARTA – Kasus penyerangan terhadap tokoh agama belum lama ini terjadi secara berantai. Meski belum diketahui apakah ada motif dibaliknya, namun beberapa tokoh merasa khawatir jika rangkaian peristiwa yang melibatkan tokoh agama menjadi sebuah teror membungkam.
Seperti kita ketahui, warga Jalan Ndan Saba, Kelurahan Kunciran, Pinang, Kota Tangerang heboh dengan insiden penembakan pada hari Sabtu, 18 September, sekitar pukul 18:30 WIB. Warga panik mengetahui Ustaz Alex tergeletak di depan rumah dengan perut bersimbah darah.
Berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian, Ustaz Alex yang memiliki nama asli Arman menjadi korban penembakan orang tak dikenal (OTK). Ustaz Alex tewas dalam perjalanan ke rumah sakit karena kehabisan darah.
Belakangan diketahui, Ustaz Alex dikenal baik dan ramah terhadap warga sekitar. Korban juga dikenal sebagai ketua majelis taklim di masjid sekitar rumahnya.
Menurut Saipul Basri, Ketua RT setempat, pelaku berjumlah dua orang menggunakan satu motor. Basri menambahkan bahwa dua hari sebelum kejadian, dirinya melihat dua orang tak dikenal menggunakan jaket ojek online duduk di warung. Basri menuding kedua orang yang dicurigainya itu merupakan pelaku yang selama dua hari tersebut memantau situasi dan membaca aktivitas korban.
Kasus ini tengah ditangani oleh Mapolres Tangerang Kota dan Polda Metro Jaya.
Insiden kedua yang melibatkan tokoh agama ada di wilayah Bekasi,Jawa Barat. Ustaz Jamal, dilaporkan mendapat serangan dari orang tak dikenal (OTK) diperjalanan dari Bogor menuju Bekasi tepatnya di Jalan Raya Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi, hari Rabu 22 September.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, dari hasil identifikasi korban diketahui bernama Jamaludin. Korban dalam keseharian dikenal sebagai ustaz Jamal.
"Ya (ustaz) atas nama pak Jamil ya. Kejadian kemarin Selasa pukul 10 malam," kata Erna saat dihubungi VOI, Rabu 22 September.
Dikatakan Erna, di lokasi kejadian korban tiba-tiba dipepet orang tak dikenal (OTK) yang saling berboncengan dengan satu kendaraan bermotor. Korban yang mengendarai motor bernopol B 4166 FEW mendapat serangan dari pelaku bersenjata tajam.
Korban yang melawan akhirnya mendapat sabetan senjata tajam di pinggangnya. Korban yang tak berdaya tersungkur di jalan, sementara motor yang dibawa korban dibawa pelaku.
Polres Metro Bekasi hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut.
Insiden ketiga yang melibatkan tokoh ulama adalah penyerangan ustaz bernama Abus Syahid Chaniago. Korban diserang oleh orang tak dikenal ketika tengah memberikan ceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Senin 20 September.
Video yang merekam detik-detik penyerangan terhadap ustaz Chaniago itupun lantas beredar luas di media sosial. Puluhan jamaah yang ada di lokasi pun sontak berteriak histeris menyaksikan kejadian tersebut.
Dalam video yang dibagikan, seorang pria tiba-tiba muncul dan berlari ke arah ustaz Chaniago dari sisi kanan seolah berusaha menyerang. Beruntung, sang ustaz berhasil menghindari pelaku. Jamaah yang ada di lokasi kejadian pun langsung histeris menyaksikan hal tersebut.
Menyaksikan kejadian tersebut, puluhan jamaah yang ada di lokasi pun langsung mengejar dan menangkap pelaku penyerangan. Untungnya, tak terdapat luka serius yang ditimbulkan dari penyerangan tersebut.
Namun berdasarkan keterangan yang ada di video, pelaku disebut sudah sempat memukul pipi kiri Ustaz Abu Syahid Chaniago. Kasusnya pun ditangani kepolisian setempat.
Lebih lanjut, Mabes Polri memastikan jajaran kepolisian di seluruh Indonesia akan mengusut setiap kasus penyerangan terhadap ustaz atau penceramah yang tengah kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kami usut setiap kejadian yang ada," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Kamis 23 September.
Dalam hal ini, Argo turut menanggapi sejumlah desakan dari organisasi masyarakat (ormas) ataupun kelompok keagamaan untuk mengusut motif dari setiap pelaku penyerangan.
Termasuk sebelumnya, Muhammadiyah sempat meminta agar aktor intelektual di balik maraknya penyerangan tokoh agama tersebut turut dibongkar.
"Semoga tidak ada (aktor intelektual). (Polisi) tetap melaksanakan tugas sesuai prosedur," kata Argo.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti sebelumnya meminta agar pengusutan kasus penyerangan ustaz dirampung sesegera mungkin hingga otak kejahatan tersebut.
Ia khawatir jika perkara dibiarkan berlarut maka akan berkembang pada spekulasi dan provokasi yang meresahkan amsyarakat. Oleh sebab itu, Mu'ti meminta agar umat Islam tetap tenang dan tidak terprovokasi.
"Secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa yang mendalam untuk para ustadz yang menjadi korban. Baik yang wafat maupun sedang dirawat," ucap Mu'ti.