Bagikan:

JAKARTA - Rumah Susun Sewa Sederhana milik UIN Sayyid Ali Rahmatulah Tulungagung, yang dijadikan pusat karantina sekaligus RS Darurat COVID-19 kini telah kosong ditinggal pulang seluruh pasiennya.

Ketua LDP Tagana Kabupaten Tulungagung Imam Syafii mengungkapkan, pasien terakhir meninggalkan RS Darurat COVID-19 ada tujuh orang pada Senin, 20 September, sekitar pukul 10.30 WIB.

"Ada tujuh orang yang tersisa dan semua sudah sembuh, sehingga bisa melanjutkan isolasi mandiri di rumah," kata Imam dilansir Antara, Selasa, 21 September.

Tak ada lagi penambahan kasus hingga Selasa, 21 September sore. Petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan RSDC maupun dari pihak Tagana tetap bersiaga.

Fokus pengelola kini melakukan perawatan kamar, ruangan maupun semua fasiitas yang ada di dalam maupun lingkungan RSDC.

Baik perbaikan kerusakan maupun sterilisasi ruangan dengan cara desinfeksi. "Pembersihan, perawatan dan perbaikan pada (seluruh) fasilirtas rusunawa," katanya.

Kerusakan yang dimaksud pada porselen dan kran yang rusak. Setelah diperbaiki, rusunawa akan dikembalikan ke UIN Satu Tulungagung.

UIN Satu Tulungagung bakal memulai perkuliahan secara tatap muka pada 4 Oktober mendatang.

Selanjutnya rusunawa ini tidak lagi menerima pasien baru. Pasien baru akan langsung diarahkan ke Rusunawa Jepun di Desa Ringinpitu Kecamatan Kedungwaru.

Rusunawa ini berkapasitas 86 orang. Rusunawa ini berstatus milik Pemkab Tulungagung, sehingga ketika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa digunakan.

"Setelah kosong nanti akan ada berita acara penyerahan," kata Kasil. Selama pandemi berlangsung, Rusunawa UIN Satu Tulungagung dipinjamkan sebagai lokasi karantina pasien COVID-19.

Selama itu pula, pihak UIN Satu Tulungagung tidak melakukan perkuliahan tatap muka. Mahasiswa melakukan perkuliahan secara daring. Namun seiring membaiknya kondisi Tulungagung dan Jawa Timur, UIN Satu Tulungagung bakal melakukan Perkuliahan tatap muka