Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret dan ketidakpastian kapan akan berakhir menimbulkan dampak negatif ke berbagai sektor. Salah satu dampaknya adalah membuat obligasi korporasi di tahun ini akan lebih rendah dibanding tahun lalu.

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat jumlah penerbit obligasi korporasi mengalami penurunan seiring melambatnya pertumbuhan surat utang korporasi akibat pandemi COVID-19. Hingga semester I 2020 saja, penerbitan surat utang listed baru mencapai Rp29,28 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp53,32 triliun.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat, pihaknya menyiapkan tiga skenario proyeksi penerbitan surat utang korporasi di sepanjang tahun ini.

"Biasanya kami membuat estimasi hanya satu kata, sekarang tidak bisa lagi. Kami buat estimasi tiga kata (pesimistis, moderat, dan optimistis) karena memang sulit diprediksi," ucapnya, dalam diskusi virtual, Jumat, 10 Juli.

Pertama, skenario pesimistis, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada periode Juli hingga Desember 2020 bertambah 25 persen dari total mandat yang sudah dikantongi per 30 Juni 2020.

Lebih lanjut, Salyadi mengatakan, pada skenario ini, total emisi obligasi korporasi pada tahun 2020 bisa mencapai Rp60 triliun hingga Rp70 triliun.

Selanjutnya, skenario moderat di mana pertambahan emisi pada semester II-2020 diperkirakan sebanyak 50 persen dari total mandat atau terjadi peningkatan yang hampir sama dengan semester I 2020, sehingga total emisi pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp80 triliun.

Terakhir adalah skenario positif di mana emisi surat utang korporasi pada tahun ini sebanyak-banyaknya akan mencapai Rp100 triliun.

Salyadi mengatakan, apabila skenario optimistis terealisasi senilai Rp100 triliun, perolehan tersebut menjadi turun dari realisasi penerbitan pada tahun 2019 yang mencapai Rp146,5 triliun.

Adapun sampai dengan 30 Juni 2020, Pefindo telah menerima mandat emisi obligasi korporasi senilai Rp74,16 triliun. Dilihat dari sektornya, mandat tersebut didominasi oleh sektor perbankan sebesar 13,48 persen, pembiayaan sebesar 11,87 persen, dan jalan tol sebesar 10,59 persen.

Namun, Salyadi mengakui nilai tersebut sulit terealisasi semuanya menjelang akhir tahun mengingat adanya tekanan tak terukur dari penyebaran COVID-19. Apalagi, realisasi penerbitan obligasi baru mencapai Rp30,03 triliun atau turun 42,8 persen dari pencapaian Rp52,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Salyadi mengatakan, karena kondisi COVID-19 Pefindo menurunkan estimasi penerbitan surat utang korporasi pada 2020 setidaknya 30 persen dari proyeksi awal tahun senilai Rp158,5 triliun karena kekhawatiran dampak COVID-19.

"Awalnya prediksi cukup tinggi karena kami yakin ada Rp130,7 triliun yang jatuh tempo dan mungkin ada yang refinancing. Tapi kenyataannya sekarang kalau kondisi tidak kondusif, salah satu solusi untuk korporasi adalah kembali lagi ke perbankan," katanya.