Bagikan:

JAKARTA - Video para santri Ma’had Tahfidz Al-Qur'an yang menutup kuping secara bersama-sama saat mendengar musik di acara vaksinasi viral di media sosial.

Video tersebut kemudian menimbulkan polemik, diantaranya unggahan Diaz Hendropriyono dan komentar Deddy Corbuzier yang bernada sinis pada sikap para santri tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto, menilai wajar para santri menutup kupingnya saat mendengar musik karena menjaga hafalan Al-Quran bukanlah sesuatu yang mudah. Menurutnya, hal tersebut tak perlu ditanggapi secara sinis.

“Jangan gampang melabeli orang lain radikal lah. Itu sikap yang biasa. Mereka santri penghafal Al-Qur'an. Wajar saja jika ingin memilih fokus pada hafalannya dan tidak mau mendengar musik. Itu hak mereka," ujar Yandri kepada wartawan, Kamis, 16 September.

Yandri menegaskan, bahwa setiap sel dalam tubuh manusia memiliki memori tersendiri. "Telinga punya memori tersendiri, kalau santri penghafal Qur'an tidak mau telinganya diisi memori lain selain Al-Qur'an, itu pilihan mereka. Tidak menjelaskan mereka radikal," kata Yandri.

Oleh karenanya, Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama itu meminta masyarakat tidak meributkan hal-hal yang tak substansial, apalagi sambil menuduh pihak-pihak tertentu radikal.

“Sudah bagus para santri ini mau divaksin. Itu sikap dari pondok, pengasuh, dan para santrinya yang luar biasa. Soal tidak mau mendengarkan musik, boleh saja. Mereka tidak merugikan siapapun, tidak melanggar hukum," tegas Yandri.

Yandri mengimbau, agar masyarakat tidak menjadikan peristiwa ini sebagai polemik.

“Lebih baik kita diskusikan hal lain yang lebih penting dan produktif. Banyak sekali masalah yang perlu kita selesaikan bersama. Jangan mudah cap orang lain radikal," pungkasnya.