JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama memprediksi pandemi COVID-19 di Jakarta berakhir paling cepat pada awal tahun 2022.
Menurut Ngabila, pada akhirnya pandemi virus corona akan menjadi endemi. Namun, COVID-19 tetap ada walaupun tak menyebar luas seperti sekarang.
"Pandemi berakhir masih bisa paling cepat mungkin awal tahun depan. Tapi sesudah itu, kita harus berpikir COVID tetap selalu ada dan kita (Pemprov DKI) tetap lakukan 3T," kata Ngabila dalam diskusi virtual, dikutip Rabu, 15 September.
Dalam waktu mendatang, masyarakat akan hidup berdampingan dengan corona. Ngabila menuturkan, persiapan yang dilakukan Pemprov DKI adalah memastikan semua masyarakat berusia di atas 12 tahun untuk divaksinasi dua dosis.
Sementara untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, Pemprov DKI menunggu keputusan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, hingga saatnya sudah ada regulasi mengenai vaksinasi anak.
"Kalau ditanya DKI apa persiapannya, pertama kita harus pasitikan dua dosis lengkap usia 12 tahun ke atas di DKI. kami sebagai pemda mendukung dan eskesusi secara optimal regulasi yang dilaukan pemerintah pusat," ujar Ngabila.
BACA JUGA:
Sampai saat ini, masih ada 2,5 juta warga Jakarta yang belum menerima suntikan vaksin. Pemprov DKI, lanjut dia, terus mengupayakan agar warga tersebut bisa divaksinasi, sehingga tercapai target 14 juta vaksinasi di Ibu Kota.
"Untuk bisa kasus benar-benar nol di DKI, saya rasa akan sangat sulit karena kita harus hidup berdampingan dengan COVID-19 dalam tanda kutip, tapi tidak pasrah. Kita harus lakukan upaya optimal dulu. Kita harus pastikan 14 juta orang yang beraktivitias di DKI sudah fully vaccinated," pungkasnya.