Bantah Diretas Hacker China, BIN: Server Aman Terkendali
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah kabar yang menyebutkan sistem jaringan internal lembaganya diretas oleh hacker asal China, Mustang Panda.

BIN memastikan, saat ini server dalam kondisi aman terkendali dan tak ada pembobolan sistem jaringan.

"Hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali. Tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar," ujar Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto, Rabu, 15 September.

Diketahui, Insikt Group mengabarkan adanya peretasan di 10 Kementerian dan Lembaga pemerintah Indonesia termasuk milik BIN (Badan Intelijen Negara) pada Jumat, 10 September.

Disebutkan bahwa peretasan itu dilakukan oleh Mustang Panda Group, peretas asal Tiongkok dengan menggunakan private ransomware bernama Thanos. Bahkan peretasan ini langsung dikaitkan dengan upaya spionase Tiongkok dalam upaya menghadapi situasi yang menghangat di Laut China Selatan.

Wawan menilai, serangan siber terhadap BIN merupakan hal yang wajar mengingat lembaga ini terus bekerja untuk menjaga kedaulatan dan mengamankan NKRI.

BIN pun akan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memastikan jaringan tetap aman.

"BIN bekerja sama dengan BSSN dan Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan," jelas Wawan.

Meski demikian, Wawan mengatakan BIN akan terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder, terkait kebenaran informasi peretasan server lembaganya dan kementerian.

"BIN selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan termasuk server untuk memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya," ucapnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Iqbal meminta Badan Intelejen Negara (BIN) dan Kementerian terkait segera berkoordinasi dengan Insikt Group untuk meminta bukti terkait adanya laporan dugaan peretasan sistem tersebut.

"Hal ini juga penting untuk mengetahui celah-celah kelemahan sistem lembaga dan kementerian kita. Serta apa motif aksi penyusupan itu," ujar Iqbal kepada wartawan, Selasa, 14 September.

Iqbal menyayangkan apabila sistem BIN dan sejumlah Kementerian itu benar-benar diretas. Sebab menurutnya, hal ini membuktikan bahwa sistem BIN dan Kementerian RI masih sangat lemah.

"Jika lembaga sekelas BIN saja bisa diretas, tidak bisa dibayangkan dengan sistem cyber security dari Kementerian dan Lembaga lainnya. Tidak mengherankan jika BPJS, Kemenkes, dan institusi lainnya bisa kebobolan," tegas Iqbal.