Baku Tembak KKB vs TNI di Papua, MPR Minta TNI-Polri Tumpas Penyuplai Senjata
Gedung Parlemen (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, menyayangkan peristiwa baku tembak yang kembali terjadi antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Senin, 13 September. 

Kontak senjata yang dilaporkan berlangsung pada pukul 09.00 hingga 13.00 WIT itu terjadi Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Peristiwa ini mengakibatkan seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan dan sejumlah fasilitas umum rusak dibakar. 

 

Menurutnya, TNI-Polri harus mengungkap pemasok senjata ke KKB agar persoalan serupa tak terulang kembali.

 

”Akar yang harus kita cari, salah satunya adalah jejaring mereka harus diputus. Termasuk jaringan untuk mendapatkan senjata,” ujar Jazilul kepada wartawan, Selasa, 14 September. 

 

Anggota Komisi III DPR itu, menilai konflik yang berkepanjangan dan selalu berulang di Papua menunjukkan kurang canggihnya aparat dalam pemetaan lapangan sekaligus memitigasi dan mengantisipasi setiap gerakan KKB.

 

Khususnya dalam hal suplai senjata dan jenis senjata yang dipakai KKB, Jazilul mengatakan, tidak mungkin senjata yang dipakai diproduksi di Papua.  

 

”Mereka bukan kelompok yang terlalu besar, mestinya TNI yang sedemikian besar bisa menumpas ini sampai ke akar-akarnya sehingga tidak terus muncul setiap tahun, setiap musim. Salah satunya mencari otak dan penyuplai senjata darimana mereka mendapatkan senjatanya,” tegas Gus Jazil, sapaannya. 

Wakil Ketua Umum PKB itu menuturkan, dalam menangani persoalan di Papua juga harus dilakukan dengan pendekatan lain. Yakni pendekatan kemanusiaan, kebudayaan, dan kesejahteraan sebagaimana yang dilakukan Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dikatakannya, pendekatan harus holistik dan menyeluruh.

 

”Saya harap pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi konflik di Papua lebih holistik dan lebih canggih sehingga KKB di Papua dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya,” kata Gus Jazil.

 

Diketahui, konflik senjata terjadi antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga. 

 

Personel Pos Pamtas Yonif 403/WP yang mengalami luka tembak di lengan kanan atas nama Prada Ansar. Ia tertembak dua butir amunisi menembus tulang.