Ekonom Didik J. Rachbini Dijagokan Jadi Menteri dari PAN Ketimbang Zulkifli Hasan
Didik J Rachbini (Foto: Instagram @didikrachbini)

Bagikan:

JAKARTA - Kabar beredar, Presiden Joko Widodo bakal menggelar reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini. Banyak pihak beranggapan, perombakan kabinet kali ini tidak akan terjadi besar-besaran untuk mengakomodir Partai Amanat Nasional (PAN) masuk dalam pemerintahan. 

Nama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, pun santer bakal mendapat satu jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Namun, peluang Zulhas dinilai kecil lantaran mantan Menteri Kehutanan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berperforma biasa-biasa saja. 

 

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai justru ekonom senior yang juga politikus PAN Didik J. Rachbini lebih kompeten menjadi menteri Jokowi ketimbang Zulkifli Hasan.

 

"(Didik) Rachbini dari PAN itu kan orang sudah tahu, dia ekonom yang hebat. Kalau itu yang masuk saya optimis terhadap kabinet ini," ujar Jamiluddin kepada VOI, Minggu, 12 September.

 

Menurutnya, Zulkifli Hasan kurang mengungguli sosok potensial yang ada di PAN selain sebagai ketua umum. Sehingga, menurutnya, kriteria menteri luar biasa yang diinginkan Presiden Jokowi pun tidak melekat untuk mantan Ketua MPR itu.

 

"Ya tapi kalau Zulkifli Hasan, maaf sekali, keunggulan dia hanya ketua umum saja. Karena itu sudah tantangan dia," katanya.

 

 

Sementara, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, berpendapat sosok Didik J. Rachbini merupakan kader PAN yang bisa mengisi kursi menteri bidang ekonomi. Sebab, dia merupakan pengusaha dan ekonom handal. 

 

"Beliau (Didik, red) bagus, baik dan dia kan memang kader PAN. Dia ekonom handal dan akedemisi yang bagus. Pernah jadi anggota DPR dari PAN juga. Tapi apakah direkomendasikan dari PAN ?," kata Ujang kepada VOI, Minggu, 12 September, malam.

 

Meski demikian, kata Ujang, sebagus apapun kader PAN lainnya, tapi persetujuan dan pengajuan menteri dari partai berlambang matahari itu tetap berada ditangan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum.

 

"Yang paling penting kan tanda tangannya Zulkifli Hasan," demikian Ujang.