JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat pada perdagangan Selasa 7 Juli. Rupiah menguat 0,35 persen atau 50 poin ke level Rp14.440 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investidno Futures Aristin Tjendra sebelumnya mengatakan, rupiah dibayangi sentimen positif seperti pelaku pasar yang masih merespons positif potensi pemulihan ekonomi global dengan membaiknya data-data yang baru dirilis.
Senin 6 Juli kemarin, beberapa data ekonomi dari negara maju menunjukkan aktivitas ekonomi yang sudah bertumbuh atau bahkan sudah mulai pulih. Contohnya, seperti Jerman dan Zona Euro yang melaporkan peningkatan penjualan ritel selama bulan Mei, Inggris melaporkan peningkatan aktivitas konstruksi di Juni, dan AS yang melaporkan pulihnya aktivitas sektor jasa di bulan Juni.
Selain itu, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memberikan stimulus dengan membeli obligasi pemerintah untuk membantu mendanai APBN juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena ini salah satu upaya membantu memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
Sore ini, mata uang di kawasan Asia Pasifik bergerak bervariasi di hadapan dolar AS. Penguatan dipimpin oleh rupiah, disusul oleh ringgit Malaysia yang menguat 0,06 persen.
Won Korea Selatan tercatat menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Sementara mata uang yang melemah dipimpin oleh rupee India yang terdepresiasi 0,32 persen. Disusul oleh peso Filipina dan yen Jepang yang masing-masing melemah 0,31 persen dan 0,27 persen.
Kemudian dolar Singapura melemah 0,19 persen. Baht Thailand dan dolar Taiwan melemah masing-masing 0,13 persen dan 0,08 persen.
Yuan China tercatat melemah 0,04 persen. Adapun dolar Hong Kong terlihat stagnan.