JAKARTA - Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill mengomentari keputusan Pemerintah Turki mengubah status Hagia Sophia dari semula museum menjadi masjid. Menurutnya, hal ini merupakan ancaman bagi umat Kristen.
Kirill mendasari pandangannya itu lantaran banyak di antara orang Kristen yang menginginkan Hagia Sophia tetap menjadi museum. Bagi umat Kristen, status Hagia Sophia sebagai museum berhasil menciptakan ruang netral.
Bangunan yang berasal dari abad keenam itu berhasil menumbuhkan rasa saling menghormati antara umat Islam dan Kristen. "Ancaman terhadap Hagia Sophia adalah ancaman bagi semua peradaban Kristen, yang berarti (ancaman bagi) spiritualitas dan sejarah kita," kata Kirill, dikutip Reuters, Selasa, 7 Juli.
Selain itu, Kirill mengatakan, "apa yang bisa terjadi pada Hagia Sophia akan menyebabkan rasa sakit yang mendalam di antara orang-orang Rusia."
Pemimpin spiritual Kristen Ortodoks lain di dunia juga menyatakan kontra. Tak cuma itu. Pemimpin-pemimpin politik dari Yunani, Prancis, Amerika Serikat (AS), hingga Rusia juga turut mengkritik kebijakan yang digagas Presiden Turki Recep Tayipp Erdogan itu.
"Ini adalah mahakarya tercinta dunia bagi para wisatawan dari semua negara yang mengunjungi Turki, termasuk bagi para wisatawan dari Rusia, yang bagi mereka Hagia Sophia, selain dari nilai pariwisatanya, memiliki nilai spiritual keramat yang sangat dalam," kata seorang juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Erdogan bersikukuh
Erdogan, dalam gagasannya mengusulkan pemulihan status masjid bagi Hagia Sophia yang merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO. Erdogan menyebut penetapan status Hagia Sophia sebagai kedaulatan penuh Turki yang sepatutnya dihargai oleh pihak manapun.
Erdogan bahkan menyebut berbagai kritik itu sebagai serangan terhadap kedaulatan Turki. Di Turki sendiri, mayoritas masyarakat justru mendukung keputusan tersebut. Dalam jajak pendapat beberapa waktu lalu, penduduk Turki melihat penetapan status Hagia Sophia sebagai masjid justru lebih mencerminkan Turki sebagai negara mayoritas Muslim.
Sejak pekan lalu, pengadilan Turki telah mendengar segala pro-kontra terkait perubahan status Hagia Sophia. Pengadilan akan mulai mengetuk palu akhir bulan ini.
BACA JUGA:
Berdasarkan sejarah, Hagia Sophia merupakan tempat ibadah penting bagi umat Kristen Ortodoks selama berabad-abad, sampai Istanbul --yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel-- jatuh ke tangan Turki Ottoman pada tahun 1453.
Sejak itu, Hagia Sophia dibangun menjadi masjid. Lalu, setelah hadirnya Republik Turki di bawah Mustafa Kemal Ataturk, status Hagia Spohia diubah menjadi museum pada tahun 1934.