Kekecewaan Yunani karena Turki Ubah Status Hagia Sophia Jadi Masjid
Ornamen di dalam Hagia Sophia. Turki (Photo by Abdullah Öğük on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Keputusan Turki mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid, masih menuai perdebatan. Kali ini, kritikan datang dari Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis yang menyebut langkah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid sebagai tindakan tidak perlu sekaligus picik.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Mitsotakis pada Selasa, 14 Juli. Ia juga turut menyerukan Uni Eropa segera mengambil tindakan lebih keras atas kegiatan eksplorasi gas Ankara di Mediterania sebagai bentuk kekecewaan kepada berubahnya status Hagia Sophia, sebagaimana dirangkum dari Reuters.

"Dengan tindakan terbelakang ini, Turki memilih untuk memutuskan hubungan dengan dunia barat dan nilai-nilainya," kata Mitsotakis.

"Dihadapkan dengan inisiatif kecil yang tidak perlu dari Turki, Yunani saat ini sedang mempertimbangkan tanggapannya di semua tingkatan," tambahnya.

Berdasarkan sejarah, hubungan antara Yunani dan Turki sering kali tegang. Tertutama, bila berkaitan dengan negara Siprus yang dulunya diperebutkan oleh kedua negara. Lantas karena kudeta gagal yang memicu invasi Turki pada 1974, Siprus akhirnya terbagi menjadi dua kelompok. Satunya kelompok yang ingin bersatu dengan Yunani, sisanya lagi ingin bersatu dengan Turki.

Oleh sebab itu, keduanya masih bersikukuh untuk mengeksplorasi gas alam lepas pantai Siprus. Hal itulah yang membuat Yunani semakin berang. "Uni Eropa harus sekali menyusun daftar tindakan tertentu, dan sanksi terhadap negara yang berusaha menjadi pengacau regional, dan yang berkembang menjadi ancaman bagi stabilitas seluruh wilayah Mediterania tenggara," kata Mitsotakis.

Tak hanya Yunani, Sebelumnya langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid telah membuat berang pemimpin Gereja Kristen Ortodoks di beberapa negara. Bahkan, pemimpin besar umat Katolik, Paus Fransiskus pun ikut menyayangkan langkah Turki.

Berdasarkan sejarah, Hagia Sophia merupakan tempat ibadah penting bagi umat Kristen Ortodoks selama berabad-abad, sampai Istanbul --yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel-- jatuh ke tangan Turki Ottoman pada tahun 1453. Sejak itu, Hagia Sophia dibangun menjadi masjid.

Lalu, setelah hadirnya Republik Turki di bawah Mustafa Kemal Ataturk, status Hagia Spohia diubah menjadi museum pada tahun 1934. Status itu bertahan hingga hari di mana Erdogan mengumumkan keputusan mengembalikan Hagia Sophia menjadi masjid.