Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank of France (BoF), Francois Villeroy de Galhau mengatakan, ekonomi Prancis mulai menunjukkan tanda-tanda akan bangkit. Menurutnya, bahkan ekonomi Prancis akan bangkit sedikit lebih cepat dari perkiraan sebelumnya setelah terhantam wabah COVID-19.

Dikutip dari Reuters, Senin 6 Juli, disebutkan bahwa Bank Sentral Prancis memperkirakan bulan lalu, negara dengan perekonomian terbesar kedua di zona euro itu akan terkontraksi 12 persen di bawah tingkat normal pada akhir Juni 2020. 

Perkiraan itu naik dari penurunan 32 persen pada awal lockdown akibat COVID-19 yang menimpa Prancis pada akhir Maret 2020.

Bank Senral Prancis itu kemudian akan memperbaharui estimasi pertumbuhan ekonominya pada hari Selasa besok dan menarik respons dari survei iklim bisnis bulanan dari ribuan perusahaan.

"Pemulihan berjalan setidaknya seperti yang kami harapkan dan mungkin sedikit lebih baik," kata Villeroy.

Pada bulan Juni, bank sentral memperkirakan ekonomi Prancis mungkin mengalami kontraksi 15 persen pada kuartal kedua. 

Sebelumnya, pada bulan lalu Bank Sentral Prancis mengeluarkan pernyataan yang memperkirakan ekonomi Prancis membutuhkan waktu dua tahun untuk pulih dari resesi terburuk sejak Perang Dunia Kedua. BOF pun memprediksi ekonomi Prancis akan terkontraksi 10,3 persen di tahun ini, kemudian tumbuh 6,9 persen pada 2021 dan kembali naik 3,9 persen pada 2022.

Bank Sentral Prancis menyebut, prospek cerah bisa lebih cepat dicapai jika penyebaran COVID-19 dapat dikendalikan dan tidak ada gelombang kedua pandemi.

Proyeksi ekonomi ini belum menghitung dampak potensial dari rencana pemulihan yang berpotensi diumumkan pemerintah dalam beberapa bulan mendatang. 

Seperti diketahui, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengunci Prancis sejak pertengahan Maret. Hal ini secara efektif menutup sebagian besar kegiatan ekonomi sampai pembatasan mulai dicabut pada 11 Mei.

Pada akhir Mei, kegiatan ekonomi di Prancis baru berjalan 17 persen di bawah tingkat normal, meskipun naik dari penurunan 32 persen yang terlihat selama dua minggu pertama terkunci pada bulan Maret.

Meskipun demikian, Bank Sentral Prancis pun menyebut, waktu yang dihabiskan dalam penguncian ini juga menyebabkan ekonomi Prancis di kuartal II 2020 bisa kontraksi 15 persen. Padahal di kuartal I 2020 lalu, ekonomi Prancis sudah merosot 5,3 persen.