<i>Update</i> COVID-19 Per 2 Juni: Rekor Kasus Baru Tembus 1.624
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Foto: Dok Gugus Tugas)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto memaparkan perkembangan kasus per Kamis, 2 Juli pukul 12.00 WIB. Terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.624 pasien hari ini. Total kasus positif menjadi 59.394 orang.

Angka kasus baru pada hari ini menembus rekor yang paling tinggi sejak pengumuman kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada awal Maret lalu. Sebelumnya, rekor kasus baru terjadi pada Rabu, 1 Juli dan Sabtu, 27 Juni dengan 1.385 kasus. 

"Jumlah kasus konfirmasi positif ini didapatkan dari hasil tracing yang secara agresif kami lakukan, ditambah dengan jumlah testing yang semakin masif kita lakukan," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis, 2 Juli. 

Provinsi dengan jumlah kasus baru terbanyak hari ini adalah Jawa Timur dengan 374 kasus baru. Jawa Timur juga telah menjadi provinsi dengan akumulasi total kasus tertinggi yakni 12. 695 kasus. 

Kemudian, provinsi dengan kasus baru tinggi lainnya berada di DKI Jakarta dengan 190 kasus dan total 11.823 kasus. Lalu, Sulawesi Selatan dengan 165 kasus baru dan total 5.279 kasus, Jawa Tengah dengan 153 kasus baru dan 4.159 total kasus, dan Kalimantan Selatan melaporkan 114 kasus baru dan 3.337 total kasus.

Dari 34 Provinsi yang melaporkan, ada 18 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10. Dari provinsi tersebut, 6 di antaranya melaporkan bahwa hari ini tidak ada penambahan kasus baru. 

"Provinsi yang melaporkan tak memiliki kasus baru adalah Aceh, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah," ungkap dia. 

Kemudian, pasien meninggal hari ini bertambah 53 orang, sehingga menjadi 2.987 pasien. Ada penambahan sebanyak 1.072 pasien sembuh, sehingga total menjadi 26.667 pasien. 

Bila melihat sebaran data kasus sembuh, sejumlah provinsi melaporkan angka sembuh yang lebih banyak dari kasus baru. Provinsi Banten hari ini melaporkan hanya ada 8 terkonfirmasi positif namun yang sembuh ada 222 orang. 

Kemudian, Kalimantan Timur, 6 kasus baru namun 14 yang sembuh, Riau memiliki kasus baru hanya 1 orang, namun kasus sembuh 10 orang. Kalimantan Utara tak ada kasus baru dan 6 kasus sembuh.

"Saudara, gambaran ini menunjukkan bahwa kasus sembuh akan terus bertambah dari waktu ke waktu," tutur Yuri. 

Lebih lanjut, total spesimen yang sudah diperiksa sebanyak secara akumulatif sebanyak 849.155. Rinciannya, 828.242 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 20.913 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).

Pemeriksaan ini dilakukan di 144 laboratorium RT-PCR aktif, 110 laboratorium TCM, dan 274 laboratorium jejaring. Tingkat kasus positif sebesar 11,8 persen dari seluruh pemeriksaan yang dilakukan.

Kemudian, data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi mencapai 13.359 orang. Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau mencapai 40.778.

Yuri menjelaskan, berdasarkan hasil analisis gugus tugas, tidak ada penambahan signifikan dari penambahan jumlah hunian rumah sakit meskipun angka kasus baru setiap hari masih tinggi. 

"Kami masih bisa mempertahankan tingkat hunian rata rata nasional di kisaran 55,5 persen. Artinya, baru separuh kapasitas yang digunakan," katanya. 

Adapun sebagian dari kasus terkonfirmasi positif adalah kasus yang tidak memiliki indikasi untuk dirawat di rumah sakit atau orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan. Sehingga, mereka disarankan untuk isolasi secara mandiri. 

"Ini yang menjadi penting untuk kita perhatikan, bahwa penambahan kasus yang demikian banyak tidak selalu dimaknaki dengan penambahan jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit," imbuhnya. 

Kasus positif tak selalu dimaknai dalam perawatan RS

Penambahan kasus positif pada hari ini memang terbesar dibanding sebelumnya. Namun, kata Yuri, sebagian dari jumlah kasus positif itu bukan kategori pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

Sehingga, mereka kebanyakan untuk melakukan isolasi mandiri dan tetap menerapakan protokol kesehatan dengan baik.

"Sebagian dari kasus-kasus yang terkonfirmasi positif ini adalah kasus yang tidak memiliki indikasi untuk dirawat di rumah sakit," kata Yuri.

Selain itu, penambahan kasus positif itu juga berdasarkan hasil tracing riwayat kontak fisik dan testing yang terus dilakukan secara masif.