Perjalanan Senat Roll dari Anggota TNI yang Jadi Pimpinan KKB dan Akhirnya Berhasil Ditangkap
Senat Roll ditangkap/ Humas Polri

Bagikan:

JAYAPURA - Ananias Yalak alias Senat Soll yang merupakan salah seorang pimpinan KKB ditangkap pada Kamis, 2 September, sekitar pukul 05.00 WIT.

Direktorat Reskrimum Polda Papua membeberkan keterlibatan Senat Soll dengan KKB. Dimulai sejak 2108, Senat Roll diduga melakukan jual beli amunisi.

Kasus jual beli 155 butir amunisi terbongkar di bandara Moses Kilangin Timika, setelah Ruben Wakla diamankan di Timika dan Senat Soll alias Ananias Yalak yang berpangkat Prada melarikan diri.

Senat Soll dipecat dari keanggotaan militer sejak 2019 lalu sesuai keputusan Mahkamah Militer III Jayapura, karena terlibat jual beli amunisi.

Senat Soll yang merupakan satu dari tiga pimpinan KKB yang sering kali melakukan teror kepada warga sipil dan aparat keamanan di Yahukimo. Dua pimpinan KKB lainnya yakni Tenius Gwijangge dan Temianus Magayang.

"Memang benar Senat Soll sejak 2019 dan kelompoknya seringkali melakukan teror hingga menewaskan warga sipil dan aparat keamanan," kata Dirkrimum Polda Papua Kombes Faisal Rahmadani di Jayapura dilansir Antara, Kamis, 2 September.

Kemudian, kasus kekerasan yang melibatkan Senat Roll adalah pembakaran ATM BRI di Dekai, 1 Desember 2019; pembunuhan staf KPU Yahukimo Hendri Jovinski 11 Agustus 2020. Selanjutnya, 20 Agustus 2020 terlibat pembunuhan Muhamad Thoyib dan tanggal 26 Agustus 2020 terlibat kasus penganiayaan hingga melukai Yausan.

Kemudian aksi pembunuhan dua prajurit dan perampasan senjata api jenis SS2 18 Mei lalu, penembakan pengendara motor di Longpon tanggal 21 Juni dan penembakan terhadap truk di kali I, Seradala, 24 Juni.

Penembakan dan pembunuhan empat pekerja bangunan di kampung Bengki tanggal 24 Juni lalu, pembakaran alat berat tanggal 25 Juni, penembakan terhadap anggota Polri hingga terluka tanggal 9 Juli.

Selain itu juga terlibat dalam kasus pembunuhan dua karyawan PT. Indo Mulia Baru tanggal 22 Agustus lalu, ungkap Kombes Faisal seraya menambahkan dari 12 kasus yang diduga ada keterlibatan Senat Soll, empat di antaranya sudah ada laporan polisinya.

"Anggota masih melakukan penyelidikan guna mengungkap peran dari Senat Soll dan saat ditangkap anggota terpaksa melumpuhkan karena melawan hingga mengakibatkan kakinya terkena luka tembak," ucap Faisal.