JK Tak Khawatir dengan Kemenangan Taliban di Afghanistan
Jusuf Kalla (Tangkap layar dari channel YouTube Najwa Shihab)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kemenangan Taliban di Afghanistan tidak akan mempengaruhi sel tidur terorisme di Indonesia. Dia mengatakan demikian saat ditanya Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan secara live di Trans 7, Rabu, 25 Agustus.

"Saya tidak khawatir itu, karena terbukti 20 tahun lalu (ketika Taliban menguasai Afghanistan) apakah ada pengaruh? Kan enggak ada juga kan. Waktu menang pertama Taliban, ada pengaruhnya enggak? Yang ada pengaruhnya ISIS dan Alqaeda, itu bukan dari sana (Afghanistan)," kata JK.

JK mengatakan, Taliban berbeda dengan ISIS dan Alqaeda. JK menilai, Taliban bergerak di isu internal (Afghanistan), tentang kekuasaan negerinya. Hal itu berbeda dengan ISIS dan A-Qaeda yang ingin mengusai dunia. 

Dia meyakini Taliban tidak akan keluar dari Afghanistan karena faktor ekonomi. Karena itu, JK yakin, Taliban akan sibuk untuk menata itu di hadapan dunia internasional.

"Taliban itu urusannya internalnya, negaranya, masalah domestik. Tidak berusaha untuk mempengaruhi orang lain. Sejarahnya dari 1996 sampai 2021, tidak pernah keluar Taliban ke mana-mana. (Kalau keluar) dia akan mengalami kesulitan ekonomi. membiayai pasukan dan pemerintahnya," katanya.

"Karena itu dia ingin memperbaiki hubungan internasionalnya. Kenapa (Taliban) berubah? Karena kalau tidak ada hubungan itu, ekonomi tidak jalan, kalau ekonomi tidak jalan bagaimana membiayai pemerintahnya. Dia sibuk bukan bicara ideologi tapi bagaimana menjalankan negaranya," ujar JK.

Dia menerangkan, Afghanistan adalah negara yang penuh konflik selama 50 tahun belakangan, bahkan sudah 16 kali berganti kepala negaranya dan sistem kenegaraan, mulai dari kerajaan, sekuler, komunis, mujahidin dan demokrasi.  JK melanjutkan, yang hebat negeri itu ialah mengalahkan semua negara besar, seperti Inggris, Soviet dan Amerika.

Tapi, JK menilai, kemenangan Taliban saat ini bukan karena dia kuat dalam peperangan. Faktor Taliban bisa menguasai Afghanistan karena Amerika Serikat pergi-- setelah 20 tahun berjaga di sana-- dan tentara pemerintah tidak mau terjadi perang saudara.

"Ini satu mau pulang, satu tidak mau perang saudara. Ini perdamaian, artinya tidak ada konflik," katanya.