Gubernur Riau Ingatkan Daerah Tetap Siagakan Tempat Isolasi Terpusat Meski Kasus COVID-19 Menurun
Gubernur Riau Syamsuar/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar mengingatkan seluruh kabupaten/kota agar tetap menyiagakan tempat isolasi terpusat meskipun kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di provinsi itu menurun.

"Jangan karena sudah turun, berubah lagi. Saat udah naik, buat lagi. Jangan seperti itu, tetap isolasi mandiri terpusat siap kapan pun sehingga jika terjadi lonjakan tidak ada masalah," kata Syamsuar di gedung Daerah Balai Pauh Janggi di Pekanbaru dikutip Antara, Rabu, 25 Agustus

Syamsuar mengatakan, beberapa waktu lalu saat melakukan kunjungan ke beberapa daerah, pihaknya menyampaikan kepada bupati dan wali kota, tempat isolasi mandiri yang telah ada itu jangan diubah.

Selain itu, bupati dan wali kota diminta gencar menyosialisasikan disiplin protokol kesehatan karena prokes salah satu upaya memutuskan mata rantai penularan COVID-19. Lebih baik waspada terus dan penyuluhan tidak boleh berhenti sampai ke bawah.

"Saat ini protokol kesehatan sudah harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya agar tempat isolasi yang tersedia tidak lagi dimanfaatkan secara maksimal," katanya.

"Yakinlah kalau kita patuh protokol kesehatan, upaya kita menjaga-jaga dan menghindari hal yang tidak kita harapkan bisa menekan penyebaran COVID-19 itu. Semua masyarakat agar terus waspada. Protokol kesehatan harus dijadikan kebiasaan hidup sehari-hari. Dan melakukan penyuluhan serta sosialisasi harus dilakukan tiada henti kepada masyarakat terkait protokol kesehatan,” kata Syamsuar.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menjelaskan penurunan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dapat dilihat dari turunnya kasus harian, angka kesembuhan serta keterisian tempat tidur di rumah sakit kini sudah 40 persen. Sedangkan angka kesembuhan saat ini 90,4 persen. Untuk ICU, saat ini di kisaran 60 persen terisi.

"Adanya kenaikan sebesar 0,2 persen dibandingkan sebelum lonjakan kasus COVID-19 terkait jumlah kematian. Angka kematian tinggi dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen. Karenanya menurunkan angka kematian ini perlu peran masyarakat, yakni masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 segera di bawa ke rumah sakit untuk yang bergejala sedang atau, berat tidak di tahan di rumah , dan langsung ke rumah sakit," katanya.

Tetapi untuk warga yang bergejala ringan boleh memilih isolasi di rumah jika memungkinkan kelayakan rumahnya atau isolasi di tempat terpusat yang sudah disiapkan pemerintah.

"Gejala ringan atau tidak bergejala bisa isolasi mandiri jika memungkinkan di rumahnya jika memang layak atau isolasi terpusat yg disiapkan pemerintah. Sudah ada prosedurnya, supaya tidak terjadi penularan ke anggota keluarga lainnya. Jika berlanjut gejalanya bisa di bawa ke rumah sakit. Kadang warga ada kekhawatiran untuk di bawa ke rumah sakit , padahal itu untuk melakukan penanganan lebih cepat agar pasien dapat diobati," katanya.