Bagikan:

JAKARTA - Muhammad Sami, salah seorang Warga Negara (WN) Afghanistan yang berunjukrasa di depan Kantor UNHCR, Jalan Kebon Sirih Raya, Menteng, Jakarta Pusat meminta kejelasan atas status mereka yang masih menjadi pengungsi di Jakarta. Sami menceritakan kisah pilu yang dialaminya sejak kecil di bawah bayangan kekejaman Taliban.

Sami, sapaan akrabnya, masih meratapi nasib di depan Kantor UNHCR Jakarta. Kedatangannya di Jalan Kebon Sirih hanya mencari secercah harapan bagi kehidupannya di masa depan.

"Aku umur 3 tahun keluar dari Afghanistan, karena di sana waktu itu ada perang. Jadi dulu kita lari dari Afghanistan ke Iran. Kita tinggal di Iran sampai ada solusi dari Iran ke Malaysia. Aku di Malaysia 5 tahun, anak lahir di Iran dan Malaysia," katanya di Jalan Kebon Sirih, Menteng.

Sami mengaku sudah 9 tahun tinggal di Jakarta. Ia datang bersama ibunya yang kinii sudah tiada.

"Aku datang bersama keluarga. Aku datang bersama ibu, dengan jalan ilegal. Dulu pakai perahu ada 7 orang tahun 2013. Tapi dua tahun lalu ibu saya meninggal (di Jakarta)," katanya.

Sami mengatakan, kondisi politik Afghanistan sejak lama sudah tidak baik. Penduduk disana, kata Sami, mengalami stress

Sami, imigran asal Afghanistan saat di depan gedung UNHCR Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Foto: Rizky Sulistio/ VOI

"Semua stress, kondisi Afghanistan tidak bagus. Kita mau tanya Indonesia dan negara lain, semua harus tolong kita," ujarnya.

Kedatangan Sami dengan rekan-rekannya dari berbagai lokasi pengungsian di Indonesia untuk menagih janji UNHCR.

"Kita sudah lama dengan UNHCR, mereka bilang tunggu berapa lama lagi. Kita sudah 7 tahun di sini," ujarnya.

Sami mengatakan, di tempat pengungsiannya terdapat sekitar 1.000 orang pengungsi bernasib sama dengan dirinya.

"Kita datang ke sini semua bilang bisa ke Australia. Tapi sampai disini, lihat semua itu bohong. Jadi kita tinggal di sini. Kita semua dari Afghanistan. Pengungsi ada di seluruh Jakarta, saya tidak tahu semuanya. Yang datang kesini (demo) ada 80 persen pengungsi Afghanistan," pungkas Sami.