Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho mengaku pembangunan revitalisasi trotoar di Jakarta terhambat sejak tahun 2020. Hari menjelaskan, pada tahun 2020, Pemprov DKI hanya merealisasikan 2,73 persen dari target penyelesaian.

"Target revitalisasi trotoar pada tahun 2020 146 kilometer. Yang hanya terrealisasi 4 kilometer, itu mencakup pembangunan transit oriented development (TOD) 4 stasiun," kata Hari pada Senin, 23 Agustus.

Kata Hari, tersendatnya revitalisasi trotoar disebabkan munculnya pandemi COVID-19. Anggaran proyek revitalisasi trotoar pada tahun 2020 harus dikorbankan untuk di-refocusing sebagai anggaran penanggulangan pandemi.

"Anggaran Rp1,1 triliun untuk membangun kawasan pedestrian pada saat itu terkena refocusing, otomatis anggaran itu hilang. Sehingga, dari Rp1,1 triliun itu hanya menyisakan tidak sampai Rp20 miliar," ucap Hari.

Dari anggaran yang terbatas itu, Pemprov DKI akhirnya memilih pembangunan kawasan TOD yang mengintegrasikan stasiun KRL, MRT, Transjakarta, hingga Jaklingko.

"Akhirnya kita sepakat pada waktu itu ya sudah berarti yang akan kita buat infrastrukturnya yaitu adalah Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Senen, dan kawasan TOD Dukuh Atas.

Lebih lanjut, Pemprov DKI juga kembali melanjutkan revitalisasi trotoar pada tahun 2021 dan 2022. Pada tahun ini, kata Hari, sudah ada 46 kilometer trotoar yang sudah dipetakan. Lalu, DKI menargetkan kelanjutan revitalisasi trotoar sepanjang 72 kilometer.

"Pembangunan trotoar si 2021 hampir 46 kilometer. Mudah-mudahan nanti terealisasi karena memang sudah diblok. Kalau 2022 sedkit meningkat, kita targetkan 72 kilometer," jelas dia.