Perkenalkan Rendy Firnando! Vaksinator 22 Tahun Asal Lampung, Rela Tak Dibayar Asal Warga Terima Vaksin
Rendy Firnando Pratama (Foto: DOK VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Mendapat dukungan dari kedua orangtua di Lampung, semangat Rendy Firnando Pratama (22) terus berkobar ketika ada kesempatan menjadi relawan vaksinator vaksinasi presisi dan vaksinasi merdeka di Polres Metro Jakarta Pusat.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah kesehatan di Bekasi, Rendy terjun menjadi tenaga relawan vaksinator COVID-19 selama 1 bulan di Jakarta.

Jerih payah kegiatan kemanusiaan yang dilakukan Rendy pun berbuah manis. Pria kelahiran Lampung ini mendapatkan penghargaan sertifikat langsung dari Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi.

"Seneng banget apalagi (sertifikat) dari Pak Kapolres langsung. Masyarakat jangan takut untuk divaksin, karena vaksin itu halal," ujar Rendy saat dikonfirmasi VOI, Minggu 22 Agustus.

Mendapatkan penghargaan dari Kapolres membuat Rendy merasa bangga. Pasalnya, Rendy mengira kegiatan sosial yang dilakukan dirinya hanya sebatas aksi kemanusian saja.

"Kita sebagai relawan awalnya biasa-biasa aja, terus dapat sertifikat jadi merasa senang bisa saling membantu. Saya harap pandemi ini segera berakhir dan vaksinasi di Jakarta bisa selesai," katanya.

Pria anak pertama dari tiga bersaudara itu bertugas di sentra vaksinasi Mangga Dua, Sawah Besar dan wilayah Gambir. Menjadi vaksinator bagi Rendy adalah sebuah tantangan yang harus ditaklukkan. Pasalnya, dia harus selalu siap siaga di waktu -waktu tertentu.

"Kalau (vaksin) kurang, kita harus cari vaksin sendiri agar dosisnya pas. Kita juga cari warga door to door yang belum vaksin. Animo masyarakat tinggi, kadang 200 orang yang divaksin. Rata-rata paling sedikit dapat 70 orang peserta vaksin," ujarnya.

Pria yang sebelumnya bekerja di sebuah klinik kawasan Gatot Subroto itu, pertama kali ikut sebagai relawan dari ajakan rekannya. Meski sempat menolak, tapi Rendy akhirnya tertarik menjadi vaksinator.

"Saya memang nakes di bagian klinik, itu awalnya klinik sepi apalagi di masa PPKM. Daripada engga ada kerjaan dan engga ada manfaat, lebih baik saya gunakan untuk bantu masyarakat," katanya.

Meski menjadi relawan vaksinator tidak mendapatkan bayaran, Rendy mengaku dirinya tetap gembira. Terlebih, kedua orangtua nya mendukung jika Rendy menjadi relawan vaksin.

"Semuanya sudah ditangan Tuhan, kalau mau membantu langsung saja jangan takut - takut. Semangat itu muncul saat melihat pasien banyak untuk divaksin. Saya sudah 1 bulan jadi relawan sejak vaksin presisi dan vaksin merdeka. Baru kali ini dapat penghargaan, makanya seneng banget," ucapnya.

Sementara Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengky Haryadi mengatakan, jumlah relawan dan tenaga kesehatan (Nakes) di Jakarta Pusat sebanyak 1500 orang. Mereka secara bersama melakukan kegiatan sosial kemanusiaan.

"Kita berikan apresiasi berupa sertifikat kepada para relawan. Pada tahap pertama ini telah membantu pelaksanaan vaksin merdeka.

Menurut Hengky, momen ini sangat luar biasa dan patut diapresiasi. Karena, lanjutnya, kerelaan mereka dengan ikhlas membantu terselenggaranya vaksinasi dalam rangka mewujudkan herd immunity.

Kegiatan sosial ini, sambungnya, adalah bagian dari operasi kemanusiaan.

"Alhamdulillah, semua terasa ringan. Poinnya pada konsep pentahelik, kebersamaan dimana kolaborasi antara pemerintah dan komponen masyarakat, pelaku usaha, dokter, relawan, administrasi, termasuk media dalam memberikan harapan dan semangat kepada masyarakat dalam menghadapi pandemi. Artinya COVID-19 ini menjadi musuh bersama," ujarnya.