Bentuk Kenormalan Baru, Kemenkop UKM Minta BI Dukung Digitalisasi UMKM
Kantor Bank Indonesia (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 ini memaksa masyarakat harus beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru. Pemenuhan kebutuhan pun saat ini dilakukan dengan berbelanja secara online atau digital. Karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM meminta dukungan kepada Bank Indonesia dalam rangka digitalisasi UMKM.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, digitalisasi merupakan bagian dari pembenahan UMKM dalam meningkatkan daya saingnya terhadap ritel modern yang sudah masuk ke lingkungan masyarakat. Selain itu, dengan digitalisasi UMKM dapat memasarkan produk secara lebih luas.

Teten mengatakan, UMKM adalah sektor yang paling terdampak COVID-19. Hal ini karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat interaksi sosial antara pelaku usaha dan pembeli tidak bisa dilakukan. Namun, ada beberapa UMKM yang masih dapat bertahan.

"Kami melihat memang ada sekian kecil yang bisa bertahan dan tumbuh. UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital relatif tumbuh lebih baik. Jadi ini saya kira pandemi ini mementum untuk mempercepat digitalisasi UMKM dan ini baru 13 persen," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 24 Juni.

Namun, kata Teten, digitalisasi ini tidak bisa berjalan sendiri hanya dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Ia mengatakan, dalam merelasikanya harus ada dukungan dari bank sentral.

"Jadi saya kira ini perlu dukungan Bank Indonesia, terutama penerapan dukungan payment untuk koperasi dan umkm. Di Smesco sudah pakai QRIS untuk pembayaran, jadi kita sudah mulai terapkan. Saya kira kalau penggunaan digital payment ini diperluas dengan ditigalisasi yang luas, ini menjadi momentum bagi UMKM mengakses pasar yang lebih besar," ucapnya.

BI Dorong UMKM Gunakan Qris untuk Transaksi Pembayaran

Menanggapi permintaan Kememkop UKM, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya akan mendukung UMKM untuk lebih kreatif lagi serta memiliki inovasi-inovasi yang baru. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah digitalisasi. Sebab, digitalisasi bisa membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien.

"Begitupun dengan keuangan, kita sudah sepakat dari BI dan perbankan lainnya untuk membangun ekosistem dan keuangan digital," jelasnya.

Perry mengatakan, pihaknya akan mendorong para pelaku UMKM untuk melakukan transaksi pembayaran secara digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Di mana penggunaan kode unik digital dapat mempermudah transaksi pembayaran.

Lebih lanjut, ia mengatakan, BI beserta perbankan lainnya akan membawa semua pelaku UMKM yang selama ini masih informal untuk tersambung ke dunia digital baik melalui fintech, perbankan dan lainnya.

"Kita akan mendorong pasar-pasar tradisional, para petani, nelayan dan UMKM untuk melakukan digitalisasi pembayaran QRIS. Kita dorong mereka bukan hanya untuk memperbaiki inklusi keuangannya tapi juga inklusi ekonomi kita," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, saat ini pertumbuhan jumlah UMKM yang sudah menggunakan metode pembayaran QRIS menunjukkan peningkatan.

Menurut Filia, setidaknya sudah adab 87 persen pelaku UMKM yang melakukan pembayaran dengan metode QRIS.

"Kalau kita lihat peningkatannya dari bulan Maret sampai Juni, UMKM yang menggunakan QRIS ada 119 persen dan donasi-donasi sosial yang juga melakukan hal yang sama 119 persen," katanya.