BPPT Lakukan Rekayasa Teknologi untuk Inovasi Obat
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan rekayasa teknologi untuk inovasi obat dalam rangka mendorong kemandirian industri obat bangsa Indonesia.

"Untuk kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan nasional, BPPT melakukan kegiatan perekayasaan teknologi untuk menghasilkan produk inovasi yang dapat dimanfaatkan industri untuk dapat diproduksi secara massal dan dikomersialisasikan," kata Kepala BPPT Hammam Riza dikutip Antara, Selasa, 17 Agustus.

Hammam menuturkan perekayasaan teknologi produk inovasi obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan meliputi inovasi teknologi bahan baku sintesa dan purifikasi, inovasi teknologi bahan baku obat herbal, inovasi teknologi bahan baku obat biofarmasetika, serta inovasi teknologi penanganan COVID-19 melalui Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19).

Inovasi teknologi penanganan COVID-19 difokuskan pada upaya penguatan identifikasi dan diagnosa adanya infeksi COVID-19, pengembangan sarana laboratorium, dan pengembangan sarana pendukung untuk pencegahan penyebaran COVID-19 dengan melibatkan lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, industri dan asosiasi.

Termasuk perusahaan start-up di bidang kesehatan serta dibantu oleh pemangku kepentingan untuk menghasilkan inovasi produk yang dapat diproduksi oleh industri dalam negeri.

Beberapa produk inovasi yang sudah dan sedang dikembangkan di antaranya adalah bahan baku obat Dextrose monohidrat dan garam farmasi, obat herbal anti kolesterol, serta kit diagnostik dan vaksin Dengue, Human Pavilloma Virus.

Sementara untuk penanganan COVID-19 telah dihasilkan beberapa produk, di antaranya Rapid Diagnostic Test Antibodi RI-GHA, Rapid Diagnostic Test Antigen BPro, PCR test kit mBiocov, data whole genome sequencing virus SARS-CoV-2 Indonesia.

Selain itu, TFRIC-19 menghasilkan produk teknologi informasi dan kecerdasan artifisial untuk mendukung diagnostic COVID-19, Mobile BSL-2, dan ventilator, serta terlibat dalam konsorsium vaksin Merah Putih khususnya terkait inovasi teknologi adjuvant vaksin.

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan oksigen, pengembangan oxygen generator menghadapi kendala salah satunya kesulitan bahan baku sehingga dilakukan upaya substitusi impor bahan baku oxygen generator, yaitu upgrading zeolite sebagai membran untuk menghasilkan oksigen standar medis, merekondisi zeolite produksi PT Pupuk Kujang (bahan baku impor) yang tipe X menjadi berukuran nano-porous.

Upaya substitusi impor bahan baku itu juga dilakukan dengan mensintesis zeolite alam dengan metode chemical treatment untuk menghasilkan standar zeolite oksigen medis. Bahan baku zeolite itu akan dihilirisasi ke PT Polyjaya Medical sebagai industri manufaktur alat oxygen generator untuk membuat industri zeolite bersama PT Pupuk Kujang.

Kegiatan inovasi tersebut ditujukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dalam rangka kemandirian dan peningkatan daya saing melalui kerja sama dengan mitra industri farmasi nasional dari awal sesuai kebutuhan produk inovasi nasional.