Bagikan:

JAKARTA - Pembangunan 400 unit hunian tetap (huntap) bantuan BNPB untuk masyarakat terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan telah berjalan. Disampaikan oleh Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, huntap sangat dinantikan oleh masyarakat korban bencana untuk menjadi tempat tinggal yang layak.

Kata Indah, menjadi penting bagi penyedia atau aplikator, memperhatikan potensi kendala non-teknis seperti kondisi cuaca, agar tidak menghambat pencapaian akselerasi pembangunan huntap.

"Meskipun dalam kontraknya 360 hari, tapi kalau bisa dipercepat, tolong dipercepat. Manfaatkan betul informasi dari BMKG, serta dukungan masyarakat, untuk memastikan bahwa, kalau pun ada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, tapi itu bisa segera diatasi serta mendapatkan solusi," terang Indah kepada wartawan, Rabu 11 Agustus.

Menanggapi hal itu, Krisna Dewanti, General Manager Tatalogam Group, selaku penyedia mengatakan, rumah yang diproduksi memang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan rumah yang kuat, cepat dan ekonomis. Untuk itu pihaknya optimis dapat menyelesaikan pembangunan sesegera mungkin.

“Memang didesain agar bisa dibangun dengan waktu yang relatif singkat. Pembangunan rumah hanya membutuhkan waktu 10 hari saja jika lahan sudah siap. Pemasangannya juga cukup mudah sehingga masyarakat lokal dapat ikut berperan dalam pembangunan. Kami juga memberikan pelatihan tukang sebelum memulai pekerjaan di semua lokasi pembangunan.”terang Krisna.

Selain kecepatan waktu pembangunan dan harga yang ekonomis, Krisna melanjutkan, rumah yang dibangun dirancang dengan konsep rumah tahan gempa (RTG), yang dibuktikan dengan hasil uji laboratorium dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Rumah tidak terbuat dari kayu strukturnya, sehingga selain tahan gempa juga ramah lingkungan. Materialnya banyak menggunakan baja ringan. Karena itu ketahanan bangunan minimal 25 tahun,” terang Krisna lagi.