Warga Aceh Diminta Waspada, Hujan dan Angin Kencang Masih Terjadi
ILUSTRASI - Banjir akibat intensitas hujan tinggi menggenangi jalan di Gampong (desa) Doy, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan angin kencang, hujan ringan hingga lebat, masih mengguyur wilayah Aceh dalam beberapa hari ke depan.

Dengan begitu, warga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

"Memang kita prakirakan dalam kurun waktu dua hingga tiga hari ke depan itu secara umum masih terjadi hujan ringan hingga lebat di Aceh," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, dilansir Antara, Selasa, 10 Agustus.

Zakaria menjelaskan wilayah yang berpotensi masih diguyur hujan ringan hingga lebat seperti Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya, Gayo Lues, Banda Aceh, Aceh Barat Daya dan Aceh Barat dan beberapa daerah lain.

Sedangkan daerah dengan potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Timur, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe dan Bener Meriah.

"Kalau kita lihat di Aceh ada belokan angin, ada kumpulan massa udara dan anomali suhu muka laut di bagian barat Sumatera, laut Andaman, Selat Malaka, artinya ini wilayah yang berpengaruh terhadap Aceh, sehingga memungkinkan terjadi penguapan air laut yang membentuk awan-awan hujan," katanya.

Selain itu, kata Zakaria, masyarakat juga perlu mewaspadai angin kencang di wilayah Aceh. Ia menjelaskan sejak Juli-September 2021, Aceh sudah memasuki musim baratan dan angin baratan.

"Artinya di musim baratan ini angin lebih kencang dan arah angin dari barat daya atau dari barat dengan kecepatan antara 10-40 kilometer per jam, bahkan bisa lebih, sudah masuk kategori sedang," katanya.

Menurut dia kecepatan angin yang mencapai 40 kilometer per jam atau lebih itu juga berpengaruh terhadap terjadinya ketinggian gelombang laut yang mencapai 6 meter dalam beberapa hari ke depan.

"Untuk penyeberangan Banda Aceh - Sabang tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter, ini sudah kategori harus waspada, begitu juga dengan penyeberangan Meulaboh - Simeulue, itu kategori menengah," katanya.

Oleh sebab itu, Zakaria, juga mengimbau masyarakat untuk waspada banjir, tanah longsor dan bencana hidrometeorologi lainnya. Begitu juga dengan nelayan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat melaut.

"Kalau bisa tidak melaut ya tidak melaut, tapi kalau tetap harus mencari nafkah, maka hindari untuk melaut lebih ke tengah-tengah laut, selalu waspada dan alat komunikasi selalu aktif," katanya.