'Bajak Laut' Bikin Resah Nelayan di Kalbar: Gunakan Senpi, Todong dan Peras Hasil Melaut Hingga BBM
Ilustrasi-Bajak laut (Foto: Unsplash)

Bagikan:

KALBAR - Aksi 'bajak laut' resahkan nelayan di kawasan perairan Pulau Pelapis, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Kalbar). Dengan senjata api (senpi), pelaku menodong, meminta hasil laut dan bahan bakar minyak (BBM) nelayan yang berada di kawasan tersebut. 

Hal ini diungkapkan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalbar, Sigit Sugiardi saat dihubungi awak media di Pontianak, Senin, 9 Agustus. "Kejadian atau informasi yang kami terima, aksi premanisme yang dialami para nelayan baik yang sedang melaut ataupun sedang istirahat di sekitar Pulau Pelapis dan sekitarnya pada Sabtu kemarin," kata Sigit dilansir dari Antara

Sigit menyebutkan, aksi bajak laut ini sudah dilakukan berulang kali. Pelaku juga 'kucing-kucingan' saat petugas gencar melakukan patroli di kawasan kejadian.  

"Ketika patroli gencar dilakukan oleh instansi terkait, maka mereka tidak melakukan aksinya, tetapi ketika tida ada patroli mereka kembali meresahkan para nelayan," ungkap Sigit.

Sehingga dalam hal ini, semua pihak harus mencari solusinya dalam memberikan rasa aman pada nelayan saat mencari rezeki dengan turun ke laut untuk menangkap ikan, katanya.

"Para preman itu, menurut keterangan para nelayan sepertinya bukan dari daerah Kalbar, hal itu bisa dilihat dari bentuk kapal motor mereka yang berbeda dengan milik nelayan lokal," ujarnya.

Mereka (preman itu) menggunakan KM yang agak panjang dan menggunakan senjata api dalam menakut-nakuti para nelayan. "Sehingga para nelayan tidak ada yang berani dalam mengambil foto atau video saat mereka memalak para nelayan," kata Sigit.

Adapun lokasi yang sering atau terjadi kejadian premanisme terhadap nelayan itu, yakni di sebelah barat Selat Karimata atau lokasi di sekitar Kerang Leman, kemudian Pulau Pelapis.

 "Lokasi itu merupakan kawasan yang banyak ikannya, airnya jernih arusnya juga bagus, sehingga banyak nelayan yang menangkap ikan di sana, yang tidak hanya nelayan dari Kalbar saja, melainkan juga dari Pulau Jawa," katanya.

Dia berharap ada solusi dalam hal ini, sehingga tidak terus berulang. "Semoga ke depan kejadian ini tidak berulang lagi, sehingga masyarakat atau nelayan tidak dirugikan akibat ulah dari preman itu," ujar Sigit.