JAKARTA - Hari ini merupakan hari terakhir penerapan PPKM. Pemerintah belum memutuskan untuk memperpanjang PPKM atau tidak. Menurut ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, PPKM perlu diperpanjang satu minggu lagi.
"Kalau bisa, PPKM diperpanjang satu minggu lagi," kata Dicky kepada VOI, Senin, 9 Agustus.
Dicky mengakui saat ini pertambahan kasus corona secara nasional memang mulai menurun. Namun, ia merasa masih terlalu dini jika menganggap lonjakan kasus sudah lewat.
Sebab, saat ini, kasus aktif masih tinggi dan tren pertambahan angka kematian kasus COVID-19 belum melandai. Belum lagi, sejumlah daerah di luar Jawa dan Bali menunjukkan peningkatan kasus.
"Saat ini, terlalu dini kalau bilang lonjakan kasus sudah lewat. Makanya, beri waktu satu minggu supaya jerih payah sebulanan ini bisa lebih optimal. Sebab, meski kasus di kota besar menurun, saat ini saya melihat kasus malah meningkat di desa. untuk jawa bali saran saya seperti itu," jelasnya.
BACA JUGA:
Pada daerah yang mulai menunjukkan penurunan kasus, perpanjangan PPKM diperlukan untuk memulihkan sistem kesehatan, kinerja sumber daya manusia (tenaga kesehatan), hingga penyediaan fasilitas medis seperti oksigen dan obat.
Sementara, untuk daerah yang saat ini menunjukkan kenaikan kasus, perpanjangan PPKM perlu dilakukan untuk kembali menurunkan kasus COVID-19.
"Saat ini kan sejumlah daerah di luar Jawa dan Bali menunjukkan kenaikan kasus. Kalau PPKM diperpanjang, mereka harus belajar penanganan COVID-19 dari Jawa dan Bali, terutama Pulau Sumatera dan NTT. Intinya, penguatan strategi 3T, 5M, dan vaksinasi," tutur dia.
Jika pemerintah memperpanjang PPKM, Dicky mengingatkan agar fokus dalam memperkuat pemberian jaring pengaman sosial bagi warga secara merata, mulai dari bantuan sosial hingga insentif usaha.