Pandemi COVID-19 Adalah Musuh Bersama, La Nyalla Ingatkan Pentingnya Toleransi dan Solidaritas
La Nyalla Mattalitti tekankan pentingnya solidaritas dan toleransi hadapi COVID-19. (Foto Istimewa)

Bagikan:

SURABAYA - Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, menyebut Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai tradisi yang baik, yaitu toleransi dan solidaritas. Kedua nilai itu sangat diperlukan untuk menghadapi pandemi COVID-19

"Kedua sikap itu perlu diperkuat dan disuburkan kembali di setiap kalangan sehingga pandemi ini bisa dilalui secara bersama-sama," ujar LaNyalla dalamketerangan tertulis yang diterima redaksi saat masa reses di Jawa Timur, Sabtu 7 Agustus.

Dijelaskannya, lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia hingga saat ini sangat fluktuatif. Bahkan, sering di luar prediksi.  Wabah Corona dapat menyerang siapa saja,  tidak mengenal usia, status sosial serta jenis kelamin. Artinya setiap orang berpotensi terpapar. "Yang diperlukan kemudian adalah kesadaran penuh dari setiap orang untuk saling mendukung dan memberikan semangat satu dan yang lainnya," ucap Senator asal Jawa Timur itu.

Fakta-fakta di lapangan terkait merebaknya virus ini, lanjut La Nyalla, diharapkan menumbuhkan rasa empati dan saling membantu. Orang yang mempunyai kelebihan ekonomi harusnya membantu yang miskin, yang memiliki kemampuan dan waktu bisa menjadi relawan dan lain-lain.

"Makanya kita sangat miris jika masih ada sebagian orang yang memanfaatkan penderitaan saudara kita yang terkena COVID-19, baik penimbunan obat atau oksigen atau perilaku tidak terpuji lainnya," jelasnya.

Bagi LaNyalla, wabah COVID-19 juga harus mampu menumbuhkan rasa solidaritas untuk membantu sesama. Tanpa melihat suku, agama, ras atau golongan. "Wabah COVID-19 ini hanya dapat dilawan dengan kebersamaan. Kesehatan dan ekonomi akan tumbuh kalau solidaritas dan juga toleransi itu terbangun di kalangan masyarakat. Sekarang saatnya bergotong-royong, bukan saling menghujat atau menyalahkan apalagi ketidakpedulian," tuturnya.

La Nyalla mengingatkan para tokoh masyarakat untuk memberikan contoh bertoleransi yang baik. Bisa menjadi panutan, tidak kontroversial dan bisa membangun komunikasi yang tepat. "Tidak perlulah para tokoh masyarakat untuk berpolemik, berdebat yang pada akhirnya membuat masyarakat bingung. Hal seperti ini justru kontraproduktif," ujarnya.

La Nyalla pun mengapresiasi  berbagai komunitas lintas agama, lintas etnik, lintas golongan dari Sabang sampai Merauke yang melakukan gerakan-gerakan sosial bagi masyarakat terdampak COVID-19.