La Nyalla Apresiasi Vaksinasi di Surabaya dan Mojokerto yang Capai Lebih dari 70 Persen
Ketua DPD RI, AA L aNyalla Mahmud Mattalitti (kanan) berbincang dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa . (dok.ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Dua daerah di Jawa Timur, Kota Surabaya dan Kota Mojokerto sudah mencapai di atas 70 persen dalam vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Pencapaian ini membuat  Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti.

"Harapannya, semoga prestasi tersebut bisa diikuti oleh daerah lain," ujarnya kepada Antara di sela masa reses di Surabaya, Sabtu, 7 Agustus.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Jatim, hingga Jumat, 6 Agustus , pelaksanaan vaksinasi di Kota Mojokerto untuk dosis pertama sebanyak 95.919 dosis atau 94,46 persen. Sementara untuk dosis kedua telah mencapai 33.394 dosis atau 32,89 persen.

Di Kota Surabaya untuk capaian dosis pertama vaksinasi sebanyak 1.555.254 dosis atau 70,12 persen, dan dosis kedua sebesar 877.817 dosis atau 39,57 persen.

"Prestasi yang baik dilakukan Provinsi Jawa Timur. Karena pelaksanaan vaksinasi di dua wilayahnya telah mencapai target 70 persen," ucap La Nyalla yang merupakan senator asal Jatim tersebut.

Pemprov Jatim akan melakukan vaksinasi terhadap 31.826.206 penduduk sehingga ditargetkan dalam sehari bisa disuntikkan 315 ribu dosis vaksin.

La Nyalla berharap Pemerintah Pusat memberi dukungan terhadap target Jatim yang diharapkan pada Agustus 2021 sudah tercapai 70 persen.

Ini, kata dia, mengingat saat ini terjadi keterbatasan stok vaksin di Jatim sehingga masih dibutuhkan tidak sedikit dosis dari pusat.

Menurut La Nyalla, faktor percepatan vaksinasi di daerah salah satunya dipengaruhi oleh seberapa cepat Pemda bekerja.

"Pemprov Jatim telah membuktikan komitmennya dalam mendukung program vaksinasi nasional, tapi jika upaya pemerintah daerah tidak didukung oleh ketersediaan stok vaksin maka pencapaian target pusat juga akan terkendala," tuturnya.

Mantan Ketua Kadin Jatim tersebut juga memberikan pujian kepada Forkopimda setempat yang bekerja cepat membantu pemerintah daerah dalam program vaksinasi COVID-19.

Pelaksanaan vaksinasi, lanjut dia, terkadang terkendala karena masalah jarak dan waktu sehingga disarankan pemerintah maupun Forkopimda berinisiatif mendatangi langsung masyarakat.

"Sebenarnya warga banyak yang mau dan bersedia divaksin, namun sebagian mungkin memilih tidak ikut karena sibuk mencari nafkah," tukas mantan ketua umum PSSI tersebut.

"Jadi, jemput bola vaksinasi, seperti yang juga telah dilakukan jajaran TNI AL di sejumlah kampung nelayan seharusnya bisa dijadikan contoh instansi lain," kata La Nyalla menambahkan.