Hormati Jasa Almarhum Habib Saggaf, Gubernur Sulteng Minta Semua Instansi 3 Hari Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Puluhan ribu umat Islam di Palu dan sekitarnya mengangkat jenazah almarhum Habib Saggaf Bin Muhammad Aljufri (ANTARA)

Bagikan:

SULTENG - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura mengimbau instansi di seluruh daerah itu mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati jasa-jasa Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri yang wafat Selasa, 3 Agustus kemarin. 

Pengibaran bendera setengah tiang dilakukan selama tiga hari mulai hari ini sampai Sabtu, 7 Agustus. "Guna menghormati segala jasa-jasa, pengorbanannya untuk terus meningkatkan peradaban bangsa dan daerah di Sulteng," katanya dilansir dari Antara, Rabu, 4 Agustus. 

Menurutnya, jasa-jasa dan pengorbanan ketua organisasi Islam terbesar di wilayah Indonesia Timur terutama di bidang pendidikan dan dakwah sangat besar. 

"Sulteng berduka, Sulteng sangat kehilangan sosok Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri. Tugas kita ke depan adalah melanjutkan perjuangan dan cita-citanya memajukan dunia pendidikan," ujarnya.

Almarhum Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri mengetuai organisasi Islam terbesar di Indonesia Timur itu sejak tahun 1975. Alkhairaat fokus dalam pengembangan dunia pendidikan utamanya pendidkan agama Islam di seluruh daerah di kawasan Indonesia Timur.

Semasa hidupnya Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri dikenal merupakan sosok yang sangat religius, dermawan, cinta belajar dan gemar mengajar tanpa pandang bulu meski usianya telah renta.

"Habib Saggaf, dikenal sebagai seorang cendekiawan Islam Indonesia asal Kota Palu yang lahir di Pekalongan. Ia adalah salah satu tokoh yang dihormati dalam masyarakat dan sering dikunjungi para pejabat negara untuk membahas masalah agama dan negara,"kata Ketua Umum Pengurus Besar Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri.

Ia menerangkan meski usianya sudah sangat sepuh, almarhum Habib Saggaf tidak pernah meninggalkan dakwahnya. Ia terus berdakwah di masjid dan di beberapa wilayah di Tanah Air.

"Alkhairaat berduka dan sangat kehilangan sosok ulama kharismatik itu. Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu. Innalilahi wainna ilaihi raji'un," ujar Habib Ali.