JAKARTA - Polda Metro Jaya menegaskan naik turunnya mobilitas masyarakat sangat berpengaruh dengan kasus positif COVID-19 di Jakarta. Sebab, jika mobilitas meningkat, kasus positif pun meningkat dan begitu juga sebaliknya.
"Angka mobilitas dengan angka penambahan kasus harian maka sangat terlihat bagaimana korelasinya antara mobilitas itu sangat mempengaruhi perkembangan kasus COVID-19 harian," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Selasa, 3 Agustus.
Penilaian ini bukan tanpa dasar. Selama penerapan tiga kebijakan PPKM, tercatat terjadi kenaikan mobilitas di masa penerapan PPKM level 4.
Dengan terjadinya kenaikan ini, dikhawatirkan akan berdampak pada penyebaran kasus COVID-19. Sebab, setiap mobilitas warga naik, sepekan kemudian kasus positif COVID-19 ikut melesat.
"Angka ini membuktikan bahwa ketika mobilitas meningkatkan, maka angka COVID-19 seminggu kemudian pasti meningkat. Ketika terjadi penurunan maka seminggu kemudian angka ini akan turun," kata Sambodo.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya mencatat naik turunnya mobilitas selama penerapan tiga jenis kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Berdasarkan data, di awal penerapan semua kebijakan PPKM seperti mikro, darurat, dan level 4, terjadi penurunan. Tapi, jika masing-masing dibandingkan, maka, terjadi peningkatan mobilitas.
Penurunan mobilitas masyarakat setiap minggunya cukup besar. Di mana, PPKM mikro tercatat penurunan sebesar 39 persen pada minggu ke dua penerapan kebijakan tersebut.
Kemudian, PPKM darurat pun terjadi penurunan 52 persen selama tiga minggu penerapan kebijakan itu. Hal serupa juga terjadi pada dua minggu penerapan kebijakan PPKM level 4.
Tapi, jika setiap data ketiga jenis PPKM disandingkan, maka, nampak adanya peningkatan mobilitas masyarakat.
Salah satu contohnya, saat penerapan PPKM darurat dengan PPKM mikro, maka, terjadi peningkatan mobilitas masyarakat sebesar 7 persen.