2.313 Pasien Isoman COVID Meninggal, Legislator PDIP Usul Satgas RT/RW Jadi Motor Pengendali
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP Rahmad Handoyo, meminta Satgas COVID-19 di tingkat RT/RW berkolaborasi dengan warga, khususnya tokoh masyarakat dan tokoh agama atau pun orang yang dituakan dilingkungan tersebut guna mengendalikan penyebaran COVID-19.

Termasuk membumikan prokes ke warga agat pendampingan terhadap pelaku Isoman, bisa lebih efektif dan optimal. "Satgas ditingkat RT, RW harus  jadi motor pengendalian COVID-19, karena itu Satgas harus dioptimalkan," ujar Rahmad kepada wartawan, Jumat, 30 Juli.

Hal ini mengingat bahwa hingga minggu lalu, sebanyak 2.313 orang terpapar COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman) dikabarkan meninggal dunia.

"Caranya ya dengan melibatkan semua elemen masyarakat yang ada dilingkungan tersebut. Perlu disadari, pengendalian COVID-19 bisa efektif  jika dilakukan secara gotong-royong," sambungnya. 

Anggota Komisi IX DPR RI itu meyakini, jika saja warga ditingkat RT/RW kompak dan mau bersama-sama menjaga lingkungannya dari ancaman COVID-19, maka tingginya angka kematian akibat isolasi mandiri (isoman) bisa ditekan. Sebab menurutnya, warga yang terjangkit COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah, tentu butuh dukungan dari orang-orang dekat di lingkungannya. 

"Nah, kalau warga kompak memberi bantuan, dukungan serta pendampingan, yakin resiko kematian akan menurun,” kata Rahmad.

Disatu sisi, lanjutnya, pendampingan terhadap para Isoman sebenarnya tidak mudah karena masih banyak masalah yang ditemukan dilapangan. Para isoman yang berada dalam kecemasan, kata dia, mungkin menjadi tertutup karena merasa COVID-19 adalah aib.

Belum lagi, kata Rahmad, ada juga orang yang tidak percaya COVID-19, lalu tidak peduli dan masih tetap berkeliaran meski sudah terpapar Corona. 

"Nah, dalam kondisi seperti ini harus ada gerakan bersama semua elemen masyarakat. Para isoman harus dipantau hari demi hari agar mereka disiplin menerapkan prokes. Perkembangan kondisi kesehatan mereka harus terbaca, sehingga petugas dapat mengambil langkah-langkah yang tepat penanganan selanjutya," tegas legislator dapil Jawa Tengah ini.

Menurut politikus PDIP itu, berbagai persoalan dilapangan bisa lebih mudah diatasi jika Satgas di tingkat RT dan RW melibatkan warga setempat, khususnya tokoh masyarakat yang memang dipercaya oleh warganya.

Keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam pengendalian COVID-19 tak bisa ditawar lagi mengingat saat ini penyebaran virus Corona bukan lagi pada level perkantoran tapi di tingkat permukiman warga.

"Sekarang penularan virus corona ada di perkampungan, bahkan sudah di perumahan, di rumah tangga. Karena itu tak ada pilihan lagi, Satgas COVID-19 ditingkat RT, RW harus dioptimalkan,” tegasnya.

Rahmad mengingatkan, Indonesia tidak akan pernah keluar dari pandemi COVID-19 apabila penanganannya hanya dibebankan kepada pemerintah. Pasalnya kata dia, pemerintah hanya mengatur strategi perang melawan COVID-19, sementara implementasinya dilakukan secara gotong-royong oleh segenap elemen bangsa.

“Tenaga nakes kita tidak cukup untuk mengawasi para isoman. Rumah sakit kita tidak cukup untuk menampung isoman. Karena itu, semua pihak harus bergotong royong membumikan strategi yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya.

Selain edukasi terus menerus terhadap warga, tambah Rahmad, pemerintah tentunya harus memperbanyak produksi obat dalam negeri sebagi langkah lebih serius.

“Upaya menekan angka kematian harus jadi perhatian serius. Karena itu para isoman tak bisa dibiarkan sendiri, harus selalu ada pendampingan untuk konsultasi. Komunikasi dua arah menjadi kata kunci," tandasnya.