JAKARTA - Epidemiolog sekaligus akademisi dan peneliti dari Lembaga Ahlina Institute, dr Tifauzia Tyassuma memperkirakan pandemi belum berakhir dalam waktu dekat.
Sebelumnya Tifauzia memprediksi pandemi diprediksi tuntas pada akhir 2022. Namun prediksi tersebut harus direvisi lagi.
"17 bulan yang lalu, waktu itu saya katakan, kalau melihat sifatnya pandemi ini berlangsung antara 18 -24 bulan. Artinya akan berhenti di akhir tahun 2022," ujar Tifauzia dalam kanal Hersubeno Point di YouTube, Kamis, 29 Juli.
Hal ini, menurut Tifauzia, merujuk pada kondisi terakhir di Indonesia, di mana varian baru Delta dari India yang lebih cepat menular mengamuk di berbagai daerah. Belum lagi varian lainnya.
"Masalahnya kan sekarang virus ini bermutasi. WHO sudah menegaskan adanya varian-varian baru, seperti Alpha, Delta, dan lainnya. Dan, itu sudah menjangkiti penduduk kita," ungkapnya.
Nama-nama varian baru dari WHO, kata dia, merupakan sinyal bahwa COVID-19 ini akan terus melakukan mutasi. Bahkan hingga varian Omega, yakni huruf terakhir alfabet Yunani.
"Artinya kalau kita cerdas ini sebuah sinyal dari WHO kalau virus ini akan bermutasi terus hingga Omega. Berarti harus kita revisi lagi ini kapan pandemi berakhir," jelasnya.
BACA JUGA:
Bukan menakut-nakuti, sambung Tifauzia, namun melihat kondisi saat ini angka kematian di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Ditambah lagi angka kasus yang pecah rekor beberapa kali.
"Makanya ini saya ingatkan ke Kemenkes mohon hati-hati menyikapi angka Case Fatality Rate (CFR) ini," katanya.