Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tak mengetahu bahwa terdapat 1.214 warga Jakarta yang meninggal saat melakukan isolasi mandiri (isoman) COVID-19.

Data ini diungkapkan oleh koalisi warga LaporCovid-19. Riza bilang, pihaknya akan mengecek kebenaran data tersebut.

"Nanti datanya kita cek kebenarannya, saya sendiri belum tahu data itu. Kita cek kembali, semoga tidak sebesar itu," kata Riza kepada wartawan, Jumat, 23 Juli.

Pada prinsipnya, Riza menyebut Pemprov DKI berusaha menyiapkan pelayanan dan fasilitas pasien COVID-19, mulai dari rumah Sakit, Wisma Atlet, rumah susun, griya, hingga hotel.

Namun, hal ini masih perlu kerja sama dari masyarakat. Komunitas, ormas, hingga kelompok masyarakat yang tinggal dalam satu lingkungan mesti memperhatikan keadaan masyarakat lain yang sedang menjalani isolasi mandiri.

"Masyarakat itu sendiri harus kompak, harus solid, saling tolong-menolong. Jika keluarga yang ada anggotanya yang sedang isoman, menyendiri di dalam kamar, harus diperhatikan setiap saat. Jangan sampai keadaannya kritis, baru diketahui belakangan," ucap Riza.

Sebagai informasi, LaporCovid-19 mencatat terdapat 1.214 warga Jakarta yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri akibat terpapar virus corona. Data ini terpantau sejak Juni hingga Juli 2021.

“Barusan kami dapat data tentang kematian isolasi mandiri di seluruh Jakarta, sejak Januari sampai sekarang. Dan ketika kami pilah, bulan Juni dan Juli saja sudah ada 1.214 orang,” kata Inisiator LaporCovid-19, Ahmad Arif dalam tayangan Youtube Lapor Covid 19.

Arief menjelaskan, tingginya catatan kematian pasien isolasi mandiri di Jakarta lantaran pemerintah daerah setempat relatif terbuka dengan data tersebut. "Bukan berarti angka kematian isoman di Jakarta ini paling tinggi, tapi bisa jadi daerah lain lebih tinggi cuma karena data yang kami dapatkan di Jakarta ini sudah mendekati riilnya, karena ini data official,” ucapnya.