Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan telah mengidentifikasi tempat dengan udara paling bersih di Bumi. Udara itu hampir terbebas dari partikel polusi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Tempat itu terletak di atas Samudera Selatan yang mengelilingi Antartika.

Dilansir CNN, penelitian Colorado State University tentang komposisi bioaerosol di Samudera Selatan, mengidentifikasi wilayah atmosfer yang kandungan udaranya hampir tidak berubah karena ulah manusia. Namun profesor Sonia Kreidenweis yang memimpin penelitian tersebut skeptis. Ia tak yakin udara di sana seratus persen bebas dari kontaminasi.

Para peneliti juga mengungkap bahwa lapisan udara penyuplai lapisan awan yang lebih rendah di atas Samudera Selatan bebas dari partikel aerosol yang dihasilkan aktivitas manusia. Misalnya, udara hasil pembakaran bahan bakar fosil, akibat perkebunan tertentu, produksi pupuk, dan pembuangan limbah cair. Polusi udara tersebut disebabkan oleh aerosol, yakni partikel padat dan cair serta gas yang menguap ke udara. 

Dalam penelitian itu, mereka mendalami apa yang terkandung di udara dan dari mana asalnya. Mereka menggunakan bakteri di udara sebagai alat diagnosis untuk menyimpulkan sifat-sifat atmosfer yang lebih rendah.

 

Sementara, menurut peneliti lain dalam tim tersebut, Thomas Will, hasilnya adalah, "Aeorosol yang mengendalikan sifat-sifat awan Samudera Selatan erat kaitannya dengan proses biologis laut. Dan Antartika tampaknya terisolasi dari penyebaran mikroorganisme dan pengendapan nutrisi dari benua selatan," kata Will.

Sehingga kata Will, bisa disimpulkan, Samudera Selatan adalah salah satu dari sedikit tempat di Bumi yang sangat sedikit terkontaminasi oleh kegiatan antropogenik. Menurut WHO, krisis polusi udara mengancam kesehatan masyarakat dan membunuh setidaknya tujuh juta orang setiap tahun.

Penelitian menunjukkan bahwa polusi udara meningkatkan risiko penyakit jantung, struk dan kanker paru-paru. Sementara itu lebih dari 80 persen orang yang tinggal di daerah perkotaan terpapar polusi udara yang melebihi batas standar kebersihan udara menurut WHO. Dan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah jadi sasaran paparan tertinggi.