Wapres: Penanganan COVID-19 Perlu Ekstra Kerja Keras Pusat dan Daerah
WApres Ma'ruf Amin ( FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia memerlukan ekstra kerja keras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Pandemi COVID-19 ini memang membutuhkan ekstra kerja, ekstra kerja keras dan kerja sama, bahu-membahu antara pusat dan daerah," kata Ma’ruf Amin dikutip Antara, Rabu, 21 Juli.

Wapres mengatakan seluruh pihak telah bekerja keras dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dalam menangani COVID-19 hingga saat ini.

Dengan kondisi meningkatnya angka penularan saat ini, Wapres meminta pemerintah daerah semakin berkoordinasi dengan jajaran kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait.

"Saya ingin mendorong dan memfasilitasi agar koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dapat terlaksana dengan lebih baik lagi. Saya sangat mengetahui bahwa semua pihak telah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," jelas Wapres.

Terkait pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa Timur, Wapres mengatakan capaian penurunan mobilitas di sektor rekreasi belum terwujud dengan maksimal.

"Soal pelaksanaan PPKM Darurat, saya sangat mengerti sekali kesulitan di Jatim," uhar Wapres.

Selain itu, berdasarkan laporan Google Community Mobility Report, lanjut Wapres penurunan mobilitas masyarakat di Jatim masih jauh dari DKI Jakarta, Yogyakarta dan Bali.

"Penurunannya belum sejauh Provinsi DKI, masih di bawah Yogyakarta dan Bali. Sehingga untuk Provinsi Jatim diperlukan upaya tambahan agar pelaksanaan PPKM dapat lebih baik lagi," ujar Wapres.

Sementara itu, terkait pelaksanaan vaksinasi COVID-19, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan dosis vaksin dari pusat telah didistribusikan ke masing-masing kabupaten dan kota.

Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat telah mendapatkan tambahan dosis vaksin COVID-19.

"Kami menyampaikan terima kasih kami mendapatkan tambahan kiriman 220 ribu dosis, ini memang sudah masuk pada dosis kedua," ujar Khofifah.