Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen di tengah kenaikan kasus COVID-19. Guna memenuhi kebutuhan itu, pemerintah bekerja sama dengan industri.

Hal ini disampaikan Jokowi saat meninjau PT Aneka Gas Industri di Cakung, Jakarta Timur pada Jumat, 16 Juli.

"Pemerintah terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara nasional dan kita bekerja sama dengan industri-industri di dalam negeri untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis yang dibutuhkan masyarakat," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Dengan kerja sama ini, diharapkan kebutuhan oksigen medis bagi masyarakat terpenuhi. Kekurangan oksigen disebabkan peningkatan kasus positif COVID-19.

Lebih lanjut, Jokowi mengakui kebutuhan oksigen memang melonjak akhir ini. Banyak pasien COVID-19 dirawat di rumah sakit maupun tempat isolasi membutuhkan oksigen medis.

"Seperti diketahui bersama kenaikan kasus COVID-19 masih terus terjadi dan ini telah menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen nasional untuk pengobatan COVID-19," ujar eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sehingga, Jokowi mengapresiasi upaya maksimal industri yang ada untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang melonjak belakangan ini. "Saya sangat apresiasi apa yang sudah dilakukan PT Aneka Gas Industri dan PT Samator yang telah bekerja maksimal memenuhi kebutuhan oksigen medis," ungkapnya.

 

Diberitakan sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengakui pemerintah saat ini meminta bantuan dari internasional dalam menanggulangi dampak COVID-19 di Tanah Air. Seperti diketahui, belakangan ini kasus COVID-19 terus meningkat.

"Kami sudah menerima bantuan internasional, jangan ada yang bilang tidak lakukan, tentu kita sudah lakukan dan ini (bantuan) bertahap dan berlanjut," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 Juli.

Menurut Luhut, pemerintah telah meminta bantuan dari Singapura, Uni Emirat Arab, China hingga Australia. Ia menjelaskan bantuan yang diberikan oleh internasional beragam. Sementara menurutnya bentuk bantuan yang diterima ialah komponen yang tidak bisa ditangani oleh pemerintah saat ini.

"Jadi bentuknya bukan kita tidak minta bantuan. Kita minta bantu, tapi tentu bantu yang menurut kita yang tidak bisa tangani. Itu macam-macam," tuturnya.

Salah satu contohnya adalah terkait oksigen. Kata Luhut, pemerintah meminta bantuan tangki ISO atau ISO tank kepada negara tetangga Singapura. Namun, di negara tersebut pun mengalami hal yang sama dengan Indonesia yakni kebutuhan akan oksigen meningkat.

"ISO Tank karena ini dunia juga membutuhkan dan negara juga punya masalah itu, kita mobilisasi ISO tank dari Indonesia, sekarang kita mulai minta ke Singapura. Singapura pun ternyata tidak cukup, dan minta negara lain, seperti Abu Dhabi, dan juga China, ini menjadi sangat penting, untuk mengurangi kebutuhan tadi," katanya.