Satgas Prediksi Lonjakan COVID-19 Mulai Turun Paling Cepat Awal Agustus
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito/IST

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memprediksi lojakan kasus COVID-19 akan mulai mengalami penurunan dalam tiga minggu ke depan atau awal bulan agustus 2021.

Hal ini, kata Wiku, dilihat dari komparasi pengalaman lonjakan COVID-19 pertama yang terjadi pada awal tahun 2021. Lalu, disertai dengan penerapan PPKM Darurat.

"Berkaca pada lonjakan pertama, maka penurunan paling cepat baru dapat terlihat dalam 3 minggu ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis, 15 Juli.

Wiku menjelaskan, pada lonjakan kasus pertama yang dimulai dari November 2020 dan mencapai puncak Januari 2021, butuh waktu tiga belas minggu untuk dapat mencapai puncak kasus sebelum akhirnya kasus perlahan dapat menunjukkan penurunan.

Sebelum mengalami kenaikan, kebijakan yang diterapkan adalah PSBB Ketat DKI Jakarta selama 4 minggu, namun dilonggarkan menjadi PSBB transisi selama 13 minggu, hingga akhirnya kasus melonjak.

"Selama periode ini, kasus meningkat cukup tajam karena bertepatan dengan libur panjang natal dan tahun baru 2021," tutur dia.

Kemudian ada intervensi pembatasan mobilitas yakni PPKM Jawa-Bali yang diambil setelah kenaikan kasus suadah berlangsung selama 10 minggu. 

Dampak dari intevensi kebijakan ini terlihat selang tiga minggu di mana akhirnya kasus dapat turun dan penurunannya bertahan hingga 1 minggu. Wiku memprediksi periode penuruan kasus pada lonjakan kedua ini tak jauh berbeda.

"Dengan lonjakan kasus yang mulai memasuki minggu kesembilan, serta intervensi kebijakan (PPKM Darurat) yang lebih awal yaitu minggu kedelapan, penurunan kasus paling cepat tiga minggu ke depan," tutur dia.

Wiku menuturkan, dalam pelaksanaan PPKM Darurat sepekan terakhir, sudah mulai tampak penurunan tingkat mobilitas masyarakat. Ia berharap hal ini juga mampu mengurangi angka penularan kasus COVID-19.

"Kemarin sudah mulai terlihat hasilnya, terjadi penurunan mobilitas ke tempat kerja, tempat umum, wisata, dan stasiun, namun penurunan mobilitas ini belum cukup untuk menurunkan angka kasus, mengingat selama beberapa hari terakhir kasus terus meningkat bahkan mencapai lebih dari 50 ribu kasus per harinya," pungkasnya.