JAKARTA - Polisi menyebut ratusan boks obat Azithromycin 500mg yang ditimbun di salah satu gudang di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Obat-obat itu ditimbun sejak awal Juli.
"Iya kalau yang kita dapatkan info, kita dalami, bahwa yang bersangkutan mengambil barang tersebut dari wilayah Semarang. Dari Semarang didistribusikan ke sini, dari sini akan disebar ke customer," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo kepada wartawan, Senin, 12 Juli.
Ratusan boks obat itu sudah disimpan di dalam ruko lebih dari sepekan. Obat itu sengaja tak langsung didistibusikan agar harga semakin tinggi.
"Jadi barang-barang ini sebelum tanggal 5 Juli sudah sampai di sini. Artinya ini juga harus segera didistribusikan," kata Ady.
Dengan tak didistribusikannya obat itu, ketersediaannya di pasaran pasti akan berkurang, khususnya di Jakarta. Padahal Azithromycin 500mg kerap dikonsimsi oleh penderita COVID-19.
"(Pendistribusiannya) se-Jabodetabek," kata Ady.
Diberitakan sebelumnya, polisi menggerebek ruko yang dijadikan gudang penimbunan obat Azithromycin di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Diduga kuat obat-obatan tersebut sengaja disimpan untuk menaikan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kami melihat di sini bahwa fakta-fakta yang ditemukan di lapangan ada upaya-upaya untuk menaikan harga dari harga eceran tertinggi," kata Ady.
BACA JUGA:
Merujuk data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) obat Azithromycin 500 mg yang kerap dikonsumsi saat pandemi COVID-19 ini memiliki HET Rp1.700 per tablet. Tapi dengan adanya penimbunan ini harga melonjak tinggi.
Selain itu, dalam penggerebekan itu polisi mengamankan 730 boks Azithromycin. Di mana setiap boks berisi 20 tablet. Tak hanya itu, polisi juga menemukan parasetamol dan Dexamethason.
"Di mana harga eceran tertinggi itu yang kami temukan seharusnya satu tablet ya itu seharga Rp1.700 tapi kami melihat di sini ada kenaikan harga menjadi Rp3.350, itu yang pertama," kata dia.