Polri Ungkap Skema Penyelundupan Senjata Api Kelompok Teroris JI
ILUSTRASI/DENSUS 88 (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Polri mengungkap skema penyelundupan senjata api oleh terduga teroris berinisial AS, anggota kelompok Jamaah Islamiah (JI).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut terduga teroris AS sengaja memperpanjang rute pengiriman dari Bangka Belitung ke Jakarta. Padahal, senjata api itu bisa saja dikirim langsung ke Poso, Sulawesi Tengah. 

"Agar barang yang dikirim dari Bangka Belitung tiba dulu di Jakarta, selanjutnya dari Jakarta dicek dulu untuk dikirim lagi sesuai tujuan yang mana proses tersebut untuk memutus rantai sumber paket sebelumnya, agar lebih rapih," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin, 12 Juli.

Dengan cara itu, sambung Ramadhan, kelompok teroris JI beranggapan dapat mengelabuhi petugas. 

Selain itu, dari pemeriksaan terduga teroris juga menyebut pada rencana awal senjata-senjata itu bakal dikirim ke terduga teroris yang kini berstatus buron.

"AS menjelaskan bahwa senjata dan amunisi yang dikirimkan ke tersangka S dan D di Jakarta, rencananya akan dikirimkan ke DPO teroris Poso di Sulawesi Tengah," kata dia.

Dalam skema penyelundupan senjata api itu, terduga teroris AS berkomunikasi dengan kelompoknya yang berada di Jakarta menggunakan akun media sosial. Tapi, akun itu bukanlah miliknya.

"AS terhubung dengan S menggunakan akun hijau milik Ummu Nisa yang diberikan kepada S untuk berkomunikasi dengan dengan AS dengan nama akun Abulebay alias Sakira01," papar Ramadhan.

"AS dan S terhubung secara perbankan melalui salah satu bank swasta terkait pemesanan amunisi, senjata api revlover dan senjata api laras panjang. AS dan S terhubung dengan menggunakan komunikasi beberapa komunikasi media sosial. Dalam rangka pengiriman senjata api ke Jakarta, S menggunakan alamat dan identitas saudara BS," sambung dia.

Sebagai informasi, AS ditangkap di Bangka Belitung, Rabu, 30 Juni. Penangkapan AS merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua terduga teroris yakni DS yang ditangkap di Jakarta Timur, dan SY ditangkap di Jakarta Barat.

Ketiganya terlibat dalam pengiriman senjata api beserta amunisi. AS mengirimkan senjata api dan amunisi dari Bangka Belitung kepada DS di Jakarta Timur. Sementara SY adalah penggalang dana sekaligus yang mengirimkan uang untuk pembelian senjata api tersebut.

"Jadi peran DS itu yang menerima paket senjata ini," ungkap Ramadhan.

Sedangkan terduga SY, kata Ramadhan, berperan menggalang dana dan memiliki rekening bank tempat penampungan dana pembelian senjata.

Dana yang digalang oleh SY dikirimkan kepada AS yang ada di Bangka Belitung untuk mengirim paket berisi senjata.

SY telah melakukan beberapa kali transaksi pengiriman dana untuk pembelian senjata kepada AS.

"Dana pertama dikirim Rp3 juta, dana kedua Rp7 juta, dan ketiga dikirim Rp3 juta. Ada kolom keterangan dalam pengiriman tertulis revolver, dan senapan panjang," kata Ramadhan.