Puan Maharani: Fisik dan Mental Nakes Perlu Perlindungan
Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Instagram)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani menyoroti keselamatan fisik dan juga kesehatan mental para tenaga kesehatan (nakes) yang berjuang di garda terdepan penanganan COVID-19.

Pasalnya, gelombang kedua penularan COVID-19 membuat banyak nakes berguguran lantaran menghadapi risiko berkali-kali lipat dibanding kelompok masyarakat lainnya.

Menurut Puan, tugas nakes bukan saja membantu kesembuhan para pasien COVID-19, tetapi juga melindungi diri serta keluarganya agar tidak ikut terinfeksi virus corona.

"Karena itu, kami meminta pemerintah membuat sistem perlindungan untuk nakes, baik secara fisik maupun mental,” ujar Puan di Jakarta, Jumat, 9 Juli.

Mantan Menko PMK ini menjelaskan, sistem perlindungan terhadap nakes tidak hanya secara fisik untuk melindungi diri dari infeksi, tetapi juga mentalnya.

“Teman-teman nakes ini kondisinya kelelahan, mengalami burn out, dengan beban kerja berat yang seakan tak ada ujungnya ini. Jam kerja semakin panjang dan ketidakpastian kapan pandemi berakhir mengancam kesehatan mental mereka,” kata Puan.

 

Semua faktor tersebut, sambungnya, berpengaruh terhadap kesehatan fisik para nakes. Jika para nakes kelelahan atau berguguran, masyarakatlah yang dirugikan.

Untuk itu, Puan menilai, kesehatan mental nakes merupakan isu yang vital dan mendesak untuk diperhatikan pemerintah. Dengan tekanan kerja yang begitu besar, kata dia, para nakes membutuhkan perlindungan fisik dan mental lebih besar.

Berdasarkan data yang dihimpun PERSI bersama sejumlah organisasi lainnya seperti IDI dan PPNI, sejak awal pandemi hingga 28 Juni 2021, tercatat sudah ada 1.031 tenaga kesehatan yang gugur. Jumlah ini terdiri atas 405 dokter, 43 dokter gigi, 328 perawat, 160 bidan dan 95 tenaga kesehatan lain.

“Indonesia telah kehilangan ribuan pejuang kesehatan akibat pandemi ini. Apalagi dengan kasus harian yang terus melonjak, kondisi para nakes semakin mengkhawatirkan,” ungkap Puan.

Ketua DPP PDIP itu menuturkan, jumlah tenaga kesehatan yang aktif saat ini juga berkurang karena banyak dari mereka yang masih terinfeksi COVID-19.

“Saya dapat laporan bahwa para tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 juga tidak memiliki banyak waktu untuk memulihkan kesehatan mereka setelah dinyatakan sembuh. Ketika negatif, langsung diminta kembali bekerja karena rumah sakit kekurangan tenaga,” ucapnya.

Karenanya, Puan juga meminta masyarakat luas untuk terus mengapresiasi perjuangan para nakes yang sedang bekerja keras di garda terdepan penanganan pandemi.

“Kita bisa membantu mendukung para nakes ini dengan memberikan perhatian dan apresiasi, atau dalam bentuk yang lebih nyata dari teman, kerabat dan sanak saudara yang berprofesi sebagai nakes,” kata Puan.

“Atau kalau belum bisa mengapresiasi, minimal masyarakat, khususunya keluarga pasien, agar menghindari selisih paham atau tuduhan-tuduhan yang kontra-produktif kepada para nakes, sehingga tidak melemahkan mental dan fisik mereka,” sambungnya.