Bagikan:

JAKARTA - Penjagaan penyekatan masa PPKM darurat sangat ketat. Bahkan Panser Anoa ikut dikerahkan memperkuat barisan penjagaan penyekatan. 

Dua panser Anoa milik TNI disiagakan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Di titik penyekatan ini, personel Polri, TNI hingga Satpol PP berjaga.

Pengendara dari arah Depok, Jawa Barat ke arah Pasar Minggu, Jaksel diminta putar balik. Pantauan di lapangan penjagaan penyekatan ini membuat kemacetan sekitar 200-300 meter karena penumpukan kendaraan pada Senin, 5 Juli siang. 

Pengendara diminta langsung masuk ke flyover Lenteng Agung. Itu artinya para pengendara memutar balik ke arah Depok. 

Karena penyekatan ini kesemrawutan juga terjadi. Pemotor balik arah langsung di jalur yang sebenarnya satu arah ke Pasar Minggu, Jaksel ini. 

Siapa yang Bisa Masuk-Keluar Jakarta?

Polda Metro Jaya mengeluarkan keputusan untuk menutup akses keluar-masuk Jakarta selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tapi, ada beberapa kategori masyarakat yang diperbolehkan keluar-masuk Jakarta.

"Kita harus membagi ke dalam tiga sektor, yaitu sektor esensial, sektor kritikal, dan sektor non esensial dan kritikal. Sebagai yang tadi telah disampaikan bahwa selama PPKM darurat ini yang dapat bergerak adalah sektor kritikal dan esensial," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Jumat, 2 Juli.

Sektor esensial memiliki arti masyarakat yang berkerja di bidang keuangan, teknologi informasi, perbankan. Bidang komunikasi, perhotelan, penanganan karantina, hingga industri yang berorientasi ekspor juga masuk dalam kategori sektor tersebut. 

Sementara untuk sektor kritikal merupakan masyarakat yang bekerja di bidang energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan dan minuman, petrokimia, semen, hingga objek vital nasional, strategiis nasional, utilitas dasar listrik dan air serta pemenuhan pokok masyarakat. 

"Ini adalah sektor yang hanya bisa bergerak," kata Sambodo. 

Dalam penerapan skema pembatasan dan pengendalian mobilitas di wilayah perbatasan, personel yang disiagakan akan memeriksa siapa pun yang melintas. Petugas bakal menentukan bisa tidaknya seseorang masuk dan keluar Jakarta.

"Nanti petugas yang berjaga di titik pembatasan akan bertanya 'bapak mau ke mana?' 'Pak saya mau kerja, bapak kerjanya apa? Oh saya satpam pak, oh iya bapak termasuk keamanan atau kritikal silakan'. Kalau yang tidak jelas tujuannya mau ke mana kita akan putar balik," ujar Sambodo.