Emmy Hafild Wafat, NasDem: Beliau Pejuang Kanker yang Semangatnya Menjadi Teladan
Ketua DPP Partai NasDem Nurul Almy Hafild atau yang dikenal dengan Emmy Hafild/ Instagram

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Nurul Almy Hafild atau yang dikenal dengan Emmy Hafild meninggal dunia pada usia 63 tahun, Sabtu 3 Juli 2021.

Emmy Hafild yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah. Namun dipastikan Emmy Hafild meninggal akibat penyakit kanker, bukan karena COVID-19.

"Ibu melawan kanker sejak 2018," ujar putri Emmy Hafild Arista Dharsono.

Hal tersebut dibenarkan Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya. 

"Ya beliau penyintas cancer sudah lama sudah sekitar berapa tahun ya sekitar 3-4 tahun belakangan kan," kata Willy kepada VOI, Minggu, 4 Juli, malam.

Willy mengungkapkan, almarhumah yang seorang aktivis sering berkomentar soal masalah lingkungan di grup WhatsApp pengurus Partai NasDem. 

"Kalau ketemu fisik terakhir itu rakernas di bulan Januari atau Februari," ungkapnya.

 

Willy menjelaskan, Emmy merupakan sosok perempuan yang memiliki semangat yang tinggi. Bahkan, ketika keluar dari rumah sakit pasca kemoterapi pertama, Emmy sudah merasa sehat dan beraktivitas seperti biasa.

"Spirit, semangat beliau tetap menjadi teladan bagi kami di NasDem dan nggak ada capek-capeknya memperjuangkan lingkungan, memperjuangkan hak-hak minoritas. Apalagi waktu beliau jadi caleg di NTT, itu kan beliau bukan orang NTT tapi beliau punya kecintaan kepada Indonesia, kepada minoritas jadi ketika ditanya mau dapil mana beliau pilih dapil tersebut. Basis yang diperjuangkan secara totalitas," jelas Willy.

Sebagai pejuang dan aktivis lingkungan yang memiliki konsistensi dan komitmen terjaga, kata Willy, tentu saat Emmy bergabung dengan NasDem pada tahun 2017 merupakan suatu kehormatan. 

"Seorang Emmy Hafilz ikut berjuang di partai, dimana di bidang sosial yang menjadi tracn record beliau sudah malang melintang kemudian bergabung di partai," katanya.

Karena itu, tambah Willy, tentu bukan hanya NasDem yang kehilangan sosok Emmy, tapi Indonesia juga kehilangan sosok beliau. 

"Kami di NasDem merasakan bagaimana aktivis perempuan, aktivis lingkungan itu dengan isu-isu environment-nya, kita sangat kehilangan sosok beliau," tandas Willy Aditya.