Bagikan:

JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengirim mesin pemeriksaan virus Polymerase Chain Reaction (PCR) berteknologi canggih ke Jawa Timur. Mesin PCR ini dioperasikan di dalam mobil sehingga memudahkan untuk mobilitas pemeriksaan.

Salah satu mobil Lab Bio Safety Level 2 atau mobile combat yang dikirim ini sudah tiba di Surabaya sekitar pukul 05.30 WIB hari ini. Mobil tersebut telah terparkir di RS Bhayangkara, Surabaya. Sementara, satu mobil lainnya baru diberangkatkan dari Graha Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Jakarta Timur.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut, alasan mobile combat dikirim ke Jawa Timur karena tingkat penularan di provinsi ini kian meluas. Dalam beberapa hari terakhir, angka penularan COVID-19 di Jawa Timur dalam satu hari paling banyak dibanding provinsi lain.

Beberapa kali, angka kasus COVID-19 di Jawa Timur dalam satu hari bisa menyalip angka di DKI Jakarta, yang mana provinsi dengan kasus paling banyak se-Indonesia. Bahkan, pada 21 Mei lalu, angka penambahan COVID-19 yang mencapai rekor tertinggi yakni 971 kasus, disebabkan pertambahan kasus di Jawa Timur yang mencapai 502 kasus dalam satu hari.

“Dalam beberapa hari terakhir ini memang terjadi peningkatan sejumlah kasus, namun tidak terlepas upaya pemerintah Surabaya Jawa Timur untuk memperbanyak pemeriksaan," kata Doni di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 27 Mei.

Caption

Direktur PT Into Dharma Global Indo Santoso Halim menjelaskan, mobile combat COVID-19 yang dikirim ini memiliki teknologi canggih dari Korea Selatan. Jika mesin PCR biasa mendapatkan hasil tes COVID-19 dalam waktu 24 jam, mesin ini mampu memeriksa lebih cepat.

"Dengan waktu yang relatif cepat, sekitar 40 menit, tepatnya 39 menit, itu kita bisa langsung mengetahui apakah seseorang itu positif corona atau negatif corona," kata Santoso.

Mesin ini menggunakan teknologi crystal mix dengan reagen yang padat. Di dalam mobile combat tersebut, ada tiga titik negatif preasure yang di-install. Satu titik di dalam kabinet sendiri, satu di swab cambers, dan satu di dalam ruangan. 

"Kita dengan mudah bawa ke mana-mana saja, dengan suhu temperatur ruangan. Sehingga, tidak dibutuhkan yang namanya pendinginan khusus minus 80 derajat atau minus 20 derajat. Nah, ini yang sangat mempermudah kita, dan mempercepat kita dalam memproses dan mengetahui ODP dan PDP yang ada benar-benar positif corona atau enggak," jelas Santoso.

Lebih lanjut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 berencana untuk menambah tiga unit kendaran dengan spesifikasi bio safety cabinet (BSC) II berteknologi nano. Penambahan mobil uji sampel lapangan akan dikirim ke wilayah Lumajang, Kota Surabaya dan Sidoarjo.