Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, jumlah spesimen yang telah diperiksa hingga sekarang mencapai 264.984 spesimen. Dari total tersebut, terdapat penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 415 orang.

"Dari hasil tersebut kita dapatkan kasus konfirmasi positif COVID19 untuk hari ini naik 415 orang sehingga totalnya menjadi 23.165 orang," kata Yurianto dalam konferensi pers secara daring, Selasa, 26 Mei.

Per hari ini, ada 235 pasien positif yang dinyatakan sembuh sehingga total mencapai 5.877 orang. Sementara untuk pasien meninggal dunia, jumlahnya mencapai 27 orang sehingga totalnya 1.418 yang telah meninggal dunia akibat terjangkit COVID-19.

Dari 34 provinsi di Indonesia, saat ini terdapat 406 kabupaten dan kota yang terdampak. Dalam kesempatan itu, Yurianto juga melaporkan terdapat 65.748 orang dalam pemantauan (ODP) dan 12.022 pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih diawasi secara ketat.

"Total kasus positif 23.165 orang. Jumlah orang yang sembuh 5.877 orang. Sedangkan kasus kematian total 1.418 jiwa,"

Data Gugus Tugas COVID-19 per 26 Mei

Keluarga diminta berperan mengontrol perubahan sikap

Di tengah pandemi COVID-19, Yurianto kemudian mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Dia juga meminta tiap keluarga yang ada di masyarakat menjadi alat kontrol bagi masing-masing anggota keluarga.

"Keluarga adalah kontrol terbaik dalam sistem sosial kita, sehingga kami mengingatkan peran seluruh kepala keluarga untuk mengajarkan perubahan (mengikuti protokol kesehatan) pada seluruh anggota keluarga," ungkap Yurianto.

Dia mengatakan perubahan sikap untuk lebih mempedulikan kesehatan dan kebersihan di tengah pandemi ini dirasa perlu. Sebab, masyarakat kini tengah dipaksa hidup di era baru. "Kita tidak bisa lagi berharap bahwa kita kembali pada saat sebelum COVID-19," kata dia.

Sehingga dengan adanya perubahan sikap mengikuti protokol kesehatan ini, masyarakat nantinya bisa kembali beraktivitas dan produktif namun tidak akan menimbulkan lonjakan kasus baru di tengah masyarakat.

"Produktivitas kita bisa dikembalikan namun tidak kemudian menimbulkan lonjakan kasus baru yang ditemukan di tengah masyarakat. COVID-19 bukan masalah sederhana. Masalah ini kompleks dan akan melibatkan banyak hal dan menghabiskan sumber daya," pungkasnya.