Penanganan Pandemi COVID-19 Harus Seimbang, Jokowi: Jangan Hanya Bicara Ekonomi Tanpa Melihat Kesehatan
Presiden Joko Widodo (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pihak tetap waspada dan memperhatikan antara ekonomi dan kesehatan secara bersamaan. Dia mengingatkan jangan ada pihak yang hanya fokus pada satu sektor di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Hal ini disampaikannya saat membuka acara Musyawarah Nasional ke VIII Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu, 30 Juni.

"Jangan lengah semuanya harus waspada. Jangan hanya berbicara ekonomi, ekonomi, ekonomi tapi tidak melihat kesehatan. Tapi jangan melihat kesehatan, kesehatan, kesehatan tapi tidak melihat ekonomi. Dua-duanya harus berjalan beriringan," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Dia mengatakan, pandemi COVID-19 merupakan masa yang sulit bukan hanya karena masalah kesehatan tapi juga untuk dunia usaha, ekonomi, maupun ekonomi global. 

Apalagi, belakangan ini terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air akibat aktivitas libur Idulfitri 1441 Hijriyah dan masuknya virus varian baru dari negara lain.

"Coba kita lihat perkembangan kasus aktif di Indonesia. ... Pada saat itu, kasus kita awal Februari, awal Januari kasus kita naik sampai 176 ribu kasus aktif. 176 ribu kasus aktif," ungkapnya.

Jokowi mengatakan kasus aktif ini pernah turun hingga 87 ribu pada 18 Mei lalu. Namun begitu ada libur yaitu libur Hari Raya Idulfitri peningkatan kasus kembali terjadi.

"Begitu ada liburan, liburan lebaran kemarin plus varian baru, hari ini kita naik. Melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu," tegas eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Inilah yang saya sampaikan kita harus hati-hati. Kita harus tetap waspada tidak boleh lengah. Harian ini harus terus kita pelajari karena kita tidak bisa bekerja makronya saja tapi detil mikronya harus tahu," pungkas Jokowi.